Airbus memprediksi akan ada kebutuhan 39.120 pesawat baru dalam 20 tahun mendatang. Pasalnya, maskapai-maskapai penerbangan saat ini menginginkan pesawat generasi terbaru yang hemat bahan bakar.
Lebih lanjut, produsen pesawat asal Eropa ini memperkirakan jumlah pesawat penumpang dan kargo di dunia akan bertambah hingga dua kali lipat pada 2038, dari hampir 23.000 saat ini menjadi sekitar 48.000.
"Pertumbuhan lalu lintas udara yang naik 4,3% per tahun menjadi pemicu peningkatan tersebut, dan akan mendorong pula kebutuhan atas 550.000 pilot baru dan 640.000 teknisi baru," tulis Airbus dalam pernyataan resminya belum lama ini.
Baca Juga: Bareng GMF, BAT Bangun Hanggar Tampung 24 Boeing dan Airbus
Airbus menyakini akan berkontribusi besar terhadap upaya dekarbonisasi progresif di industri transportasi udara, dan terhadap target pertumbuhan karbon netral mulai 2020.
"Pertumbuhan 4% per tahun menunjukkan ketahanan industri penerbangan dalam melalui guncangan ekonomi bertempo singkat dan isu-isu geopolitik. Perekonomian dapat berkembang pesat melalui transportasi udara. Orang dan barang sama-sama perlu terkoneksi," ujar Chief Commercial Officer and Head of Airbus International, Christian Scherer.
"Secara global, penerbangan komersial menstimulasi pertumbuhan PDB dan mendukung 65 juta mata pencaharian. Hal ini memperlihatkan manfaat yang diberikan bisnis kami terhadap masyarakat dan perdagangan global."
Airbus pun menyederhanakan segmentasinya dengan mempertimbangkan kapasitas, jarak, dan tipe misi. Contohnya, A321 jarak dekat masuk ke segmen pesawat small (S) dan A321LR atau XLR jarak jauh bisa dikategorikan dalam segmen medium (M).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: