Gagal Atasi Emisi Gas Rumah Kaca, Aktivis Iklim Kecam Para Pemimpin Dunia
Salah satu aktivis perubahan iklim Greta Thunberg (16) mengecam para pemimpin yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menurutnya mengkhianati generasinya karena gagal mengatasi emisi gas rumah kaca. Wanita muda Swedia itu dalam pidatonya sering mengulangi kata-kata "Berani-beraninya kalian".
Jelang konferensi, PBB mengeluarkan rilis yang menyebutkan ada 66 negara berjanji untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 bersama dengan 10 wilayah, 102 kota, dan sejumlah bisnis.
Namun prediksi pra-KTT tentang komitmen baru yang menjadi berita utama, terutama Cina dan India, gagal menyamai kenyataan, membuat marah para pegiat lingkungan.
Baca Juga: Para Aktivis Iklim Terbangkan Drone di Bandara untuk Halangi Pesawat, Apa Tujuannya?
Para ilmuwan percaya kenaikan suhu jangka panjang harus dibatasi hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri untuk mencegah pemanasan yang tak terkendali yang bisa berdamapak bencana. Tingkat emisi yang dilepaskan ke atmosfer berada pada titik tertinggi sepanjang waktu, memicu bahaya cuaca global dari gelombang panas hingga badai hebat dan kebakaran hutan yang hebat.
Menurut data baru yang dirilis pada Senin (23/9/2019) memperlihatkan es lautan Kutub Utara 2019 berada di peringkat kedua terendah.
"Saya seharusnya tidak berada di atas sini. Saya harus kembali ke sekolah," kata Thunberg yang telah menjadi wajah global dari gerakan anak muda yang melawan krisis iklim mengutip AFP, Selasa (24/9/2019).
“Beraninya kalian. Kalain telah mencuri mimpi dan masa kecil saya dengan omong kosong kalian,” tegas Greta.
Ia menambahkan, “Orang-orang menderita. Orang-orang sekarat.”
Beberapa hal tidak membaik saat sejumlah pemimpin nasional naik ke podium dengan mengatakan mereka memahami gentingnya situasi tetapi gagal mengumumkan rencana yang konkret. Kelompok lingkungan dan kampanye perubahan iklim bereaksi dengan kekecewaan.
"Saya pikir seruan Greta yang berapi-api dan bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan diabaikan," terang kepala Greenpeace Internasional Jennifer Morgan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: