Dosen Universitas Bung Karno (UBK) Azmi Syahputra mengatakan tidak mudah menjadi polisi yang ditugaskan untuk menghadapi demonstrasi. Menurutnya, bagaimanapun polisi juga manusia biasa yang bisa mengalami lelah dan stres dalam menjalankan tugas.
Bahkan, ia mengatakan kondisi fisik dan psikologis ini dapat memperburuk keadaan di lapangan, sehingga demonstran dan polisi jadi tampak seperti adu kekuatan.
Menurutnya, terkait konflik yang semakin tinggi antara polisi dan masyarakat di lapangan, sudah sewajarnya bila Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan perintah agar polisi ditarik dari lapangan.
Baca Juga: Anak Jokowi, Diistimewakan PDIP
Baca Juga: Takut Indonesia Rusak, Jokowi Mulai Dikritik Pendukungnya Sendiri?
“Konflik horizontal antar polisi dengan komponen masyarakat, mahasiswa dan pelajar dalam aksi menyampaikan keresahan terhadap kebijakan yang tidak tepat di negeri ini, semakin tinggi,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (26/9/2019).
Sambungnya, “Demi keselamatan dan penegakan hukum nasional Presiden harus bertindak tegas dan memutuskan segera dengan cepat,” tambah dia.
Lebih lanjut, ia mengaku khawatir, melihat berbagai kejadian di lapangan. Menurutnya, polisi dianggap sebagai alat negara, punya hak bawa senjata, sikapnya semestinya harus diatas rata rata dan lebih terkendali. Namun di sisi lain ia juga manusia biasa, punya emosi, lelah, stres, cemas.
“Karenanya demi keselamatan semuanya Presiden harus perintahkan tarik polisi dari lapangan aksi mahasiswa, turunkan tentara agar tentara yang masuk di tengah area aksi masyarakat yang menyampaikan aspirasi keresahannya untuk saat ini,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil