Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump: Jika Saya Dilengserkan, Pasar Saham Ambruk

Trump: Jika Saya Dilengserkan, Pasar Saham Ambruk Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengumumkan akan melakukan penyelidikan terhadap Presiden Donald Trump terkait kasus dirinya yang dituduh menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyelidiki putra Joe Biden, calon kandidat 2020, karena korupsi.

Namun, bukan Trump namanya jika ia bergeming. Ia justru melontarkan pernyataan bernada arogan seperti biasanya di Twitter.

"Jika mereka benar-benar melakukan ini, pasar akan ambruk. Apakah Anda pikir itu keberuntungan yang membawa kita ke pasar saham dan ekonomi terbaik dalam sejarah kita? Tentu tidak!" kata Trump dalam cuitannya di Twitter membalas posting jurnalis tentang saham yang jatuh, sebagaimana dikutip di Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Baca Juga: Mr. Trump Sudah Bertitah, Damai Dagang dengan China Makin Cerah

Para investor ketakutan dengan penyelidikan yang dilakukan DPR terhadap Trump. Pengumuman dari parlemen langsung mempengaruhi pasar saham. Dow Jones Industrial Average kehilangan lebih dari 142 poin atau sekitar 0,5 persen; S&P 500 turun 0,8 persen; dan Nasdaq Composite 1,46 persen.

Para analis mengatakan pelengseran sebenarnya dapat memicu demonstrasi seperti yang terjadi di era Clinton pada tahun 1999. Presiden Bill Clinton dilengserkan DPR, tapi senat tidak mendukung langkah tersebut.

Direktur Strategi Tarif Michael Schumacher mengatakan imbal hasil 10 tahun naik sekitar 50bps dalam waktu kurang dari dua bulan sejak tanggal Clinton dilengserkan hingga hari di mana Senat membebaskannya. Langkah 50bps tampaknya terlalu agresif di dunia dengan hasil rendah di 2019, tapi langkah 20-25bps bisa terjadi. 

"Kami memperkirakan efek impeachment bagus untuk reli 5-10bps lainnya dalam 10 detik bisa saja terjadi," kata Schumacher kata di Wells Fargo, seperti dikutip rt.com, Kamis (26/9/2019).

CNN melaporkan Trump merilis transkrip percakapan teleponnya dengan Zelensky untuk membersihkan dirinya. Tapi, aksinya itu justru memperburuk keadaan. Meski Republikan bersikeras tidak ada quid pro quo, namun dokumen tersebut memperlihatkan Trump sangat bergantung pada Zelensky dan meminta bantuannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: