Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yah! Gerak Rupiah Makin Jauh dari Harapan!

Yah! Gerak Rupiah Makin Jauh dari Harapan! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pergerakan nilai tukar rupiah semakin jauh dari harapan untuk menguat terhadap dolar AS. Jika beberapa saat lalu rupiah berhasil mengikisi koreksi hingga 0,06%, kini justru koreksi tersebut menebal hingga lebih dari 0,10%. 

Tercatat hingga pukul 13.34 WIB, rupiah terdepresiasi 0,12% ke level Rp14.182 per dolar AS. Bukan hanya itu, rupiah juga semakin tertekan oleh euro dan poundsterling masing-masing sebesar -0,09% dan -0,20%. Adapun di hadapan dolar Australia, rupiah bertahan dengan keunggulan tipis sebesar 0,03%. 

Baca Juga: Waduh! Sentimen Domestik Bikin Rupiah Kikuk!

Sementara itu, di jajaran mata uang Benua Kuning, posisi rupiah semakin tertekan. Bahkan, takhta rupiah kini amblas menjadi mata uang terlemah ketiga di Asia setelah unggul terhadap dolar Taiwan (0,13%) dan yuan (0,10%). 

Selain dua mata uang tersebut, rupiah bergerak tak berdaya. Merangkum dari RTI, mata uang won masih menjadi penekan terdalam bagi rupiah sehingga membuat mata uang Garuda terdepresiasi 0,59%. Setelah itu, adalah yen (-0,22%), baht (-0,11%), dolar Hongkong (-0,11%), dolar Singapura (-0,07%),dan ringgit (-0,03%) yang juga turut serta membebani rupiah.

Baca Juga: Trump Kasih Ancaman, China Cuma Berharap. . . .

Baca Juga: Soal Pemakzulan Dirinya, Donald Trump Emosi den Bilang. . .

Asal tahu saja, tatkala mayoritas mata uang Asia tengah lesu, mata uang yen, won, dan baht merangsek masuk menjadi tiga besar mata uang Benua Kuning yang menaklukkan dolar AS. Ya, mata uang Asia lainnya, seperti rupiah, dolar Hongkong, yuan, dan dolar Singapura dibuat lumpuh oleh dolar AS seiring dengan sentimen global yang datang dari eskalasi perang dagang AS-China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: