Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kawal Transformasi Pertanian, Mentan Resmikan Politeknik Enjiniring

Kawal Transformasi Pertanian, Mentan Resmikan Politeknik Enjiniring Andi Amran Sulaiman melakukan peletakan batu pertama atau ground breaking pembangunan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) di Tangerang, Banten (4/10/2019). | Kredit Foto: Kementan

Animo mahasiswa baru pada tahun akademik 2019/2020 cukup tinggi, dari 539 orang pendaftar, 72 orang resmi diterima menjadi calon mahasiswa PEPI yang terdiri dari 24 orang prodi Teknologi Mekanisasi Pertanian, 24 orang prodi Tata Air Pertanian, dan 24 orang Teknologi Hasil Pertanian.

Calon mahasiswa tersebut berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Riau, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat. Masa Bimbingan Dasar (MABIDAMA) berlangsung mulai 23 September hingga 4 Oktober 2019, sedangkan perkuliahan semester ganjil 2019/2020 akan dimulai pada 7 Oktober 2019.

"Saya sangat berharap PEPI ke depan menjadi rujukan pembangunan PEPI di negara-negara Asia bahkan dunia. Kami terus membangun network dengan dunia usaha dan industri," tegas Dedi.

Di tempat yang sama, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menyatakan mendukung pembangunan dan perkembangan PEPI sehingga menjadi salah satu ikon perkembangan pertanian Indonesia. Pasalnya, kehadiran kampus ini menjawab kebutuhan Indonesia sebagai negara agraris dalam menyiapkan generasi pertanian yang memiliki skill guna memajukan pertanian.

Baca Juga: Kementan Pacu Sumatera Barat Tanam Padi di Lahan Kering dan Integrasi Sawit

"Sesuai dengan faktanya, PEPI ini pertama dan satu-satunya di Indonesia, kami sangat mendukung pembangunan PEPI. Mudah-mudahan ini mimpinya Pak Menteri dalam tiga tahun ke depan kita wujudkan," ungkapnya.

Ahmed Zaki menambahkan keberadaan PEPI ini tentu sangat membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam membangunan sektor pertanian. Sebab Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dan memiliki cuaca yang sangat mendukung, yakni dalam waktu 12 bulan atau satu tahun memiliki waktu yang sangat panjang untuk menanam, bahkan panen berkali-kali. 

"Sementara negara-negara lain yang punya empat musim harus bergelut di enam bulan yang sangat sulit ketika masuk ke musim salju atau musim panas. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak menjadi sentra produksi pertanian di Asia maupun international," jelasnya.

Di sisi lain, Ahmed Zaki mengaku Amran selama lima tahun pemerintahan Jokowi-JK berhasil menjadikan Kementan sebagai kementerian terbaik se-Indonesia. Karena itu, ia berharap Amran berkesempatan lagi memimpin pertanian lima tahun ke depan.

"Tentu saja kami turut berbangga hati, semoga Pak Mentan diberikan kesempatan lagi memimpin pertanian lima tahun yang akan datang," tandasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: