Kredit Foto: Uswah Hasanah
Pemerintah menyalurkan bantuan pangan ke daerah terdampak bencana di berbagai wilayah Indonesia dengan total pengiriman beras mencapai 44.000 ton hingga pertengahan Desember 2025. Pemerintah juga menyiapkan cadangan pangan hingga 120.000 ton atau tiga kali lipat dari kebutuhan, guna memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat terdampak.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan dilakukan melalui tiga kapal yang beroperasi secara bertahap dengan melibatkan Kementerian Pertanian, mitra usaha, serta aparat di lapangan.
“Dua kapal sudah kami berangkatkan, dan besok kami kirimkan lagi satu kapal. Jadi total tiga kapal,” ujar Amran, dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/12/2025).
Baca Juga: Prabowo Tegaskan Indonesia Mampu Tangani Banjir Sumatera, Tak Perlu Bantuan Asing
Amran menjelaskan, pemerintah menyiapkan bantuan pangan dengan nilai lebih dari Rp1 triliun, mencakup beras serta minyak goreng sebanyak 6.000 ton. Selain itu, terdapat dukungan tambahan dari mitra Kementerian Pertanian dengan nilai mencapai Rp75 miliar.
Menurut Amran, penyaluran pangan ini menjadi prioritas di tengah dampak bencana yang menyebabkan kerusakan lahan pertanian sekitar 70.000 hektare. Meski demikian, Kementerian Pertanian telah menyiapkan program pemulihan sektor pertanian yang akan mulai dijalankan pada Januari 2026.
Selain memaparkan langkah penanganan bencana, Amran juga menyampaikan perkembangan kinerja sektor pertanian nasional. Ia mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 124,36 persen, melampaui target 110 persen yang ditetapkan Kementerian Keuangan. Pendapatan petani dari sektor padi tercatat mencapai Rp120 triliun.
Kinerja ekspor pertanian juga menunjukkan tren positif. Hingga Agustus 2025, ekspor produk pertanian meningkat 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan diproyeksikan tumbuh 33–35 persen hingga akhir Desember 2025.
Baca Juga: Pemerintah Telah Kucurkan Rp268 Miliar Tangani Bencana Sumatra
Di sisi produksi, Amran menyebut produksi beras nasional naik 4,17 juta ton dibandingkan target awal empat tahun lalu. Dengan capaian tersebut, pemerintah memperkirakan Indonesia dapat mencapai swasembada pangan paling cepat pada 1 Januari 2026. Stok beras nasional juga tercatat mencapai 3,7 juta ton pada akhir 2025, tertinggi sepanjang sejarah, melampaui rekor 3 juta ton pada 1984 ketika jumlah penduduk 161 juta jiwa.
Amran juga menyoroti ketersediaan pupuk yang meningkat sebesar 700.000 ton dengan harga turun sekitar 20 persen, sebagai hasil revitalisasi regulasi tanpa menambah beban anggaran negara. Ia menambahkan, Kementerian Pertanian baru saja menerima penghargaan dari FAO atas kontribusi Indonesia dalam stabilisasi harga pangan global, yang tercatat turun 42 persen dari US$650 per ton menjadi US$340 per ton.
Menurut Amran, langkah tersebut ditempuh untuk menjaga pasokan pangan bagi masyarakat terdampak bencana sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah proses pemulihan sejumlah daerah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement