Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Mulai Perang Dagang Lagi. Dengan ...

AS Mulai Perang Dagang Lagi. Dengan ... Kredit Foto: Unsplash/Paul Weaver

Industri-industri peternakan Eropa bakal bonyok akibat perang dagang

Tarif yang baru ini mungkin tidak akan ditetapkan dalam waktu dekat, mengingat AS sedang menggodok deretan daftarnya dan juga WTO belum sepenuhnya menandatangani ini. Kemungkinan besar, tarif bakal berlaku di akhir Oktober mendatang  Apesnya, sejumlah industri di Eropa sudah mulai was-was, mengingat AS merupakan pasar yang sangat menguntungkan bagi mereka. Namun, dengan adanya ketegangan ini potensi penurunan pendapatan bakal terasa. 

Mengingat daftar-daftar yang sudah pasti kena tarif seperti dituliskan di atas, sektor yang bakal paling terkena dampak adalah sektor peternakan. Produk-produk sektor peternakan Eropa sendiri sudah menjadi andalan di berbagai belahan dunia. Mereka terkenal dengan kualitas daging hingga produk olahan yang berkualitas. AS sendiri termasuk konsumen terbesar untuk produk-produk seperti daging, keju, dan juga susu dari Eropa. 

Baca Juga: Abaikan Hasutan Paman Sam, Negara Ini Enggak Ikutan Boikot Teknologi 5G 'Musuh' Amerika Serikat

Pemimpin negara-negara Uni Eropa bakal melawan

Genderang perang dagang yang ditabuh oleh AS membuat Uni Eropa bereaksi. Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Cecilia Malmstrom menyebut langkah Trump ini bisa menyebabkan kerusakan ekosistem bisnis secara global dan mengancam industri penerbangan. 

Dilansir dari Time, Cecilia justru berbalik mengancam, apabila kenaikan tarif AS telah ditetapkan, Uni Eropa bakal melakukan hal yang sama. "Jika AS memutuskan untuk melakukan tindakan balasan, Uni Eropa tidak memiliki pilihan lain selain melakukan hal yang sama," kata Cecilia. 

Sebenarnya, perang dagang AS bukan cuma terjadi ke Tiongkok dan Uni Eropa saja. Bila dikutip dari CNBC, AS juga memiliki masalah di bidang perdagangan dengan negara-negara lainnya, seperti Jepang, Meksiko, Kanada, Turki, dan India.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: