Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dear Pemerintah, Segera Antisipasi Gejolak Harga Beras di Akhir Tahun

Dear Pemerintah, Segera Antisipasi Gejolak Harga Beras di Akhir Tahun Kredit Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Upaya antisipasi terhadap gejolak harga beras di akhir tahun perlu terus dilakukan. Dalam beberapa bulan belakangan, harga beras terus mengalami kenaikan akibat dipicu beberapa hal. Oleh karena itu, pergerakan harga sebagai parameter ketersediaan beras di pasar perlu terus dipantau untuk menjaga daya beli masyarakat.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania mengatakan, faktor yang paling memengaruhi kenaikan harga beras adalah kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah penghasil beras di Indonesia yang terjadi hingga saat ini.

Kekeringan menyebabkan naiknya harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) yang pada akhirnya akan berimbas pada kenaikan harga beras di tingkat konsumen.

Per September 2019, harga GKP di tingkat petani tercatat di level Rp 4.905 per kg. Berdasarkan data BPS, jumlah ini meningkat 3,07% dari bulan sebelumnya sebesar Rp4.759 per kg. Hal yang sama terjadi pada GKG yang naik jadi Rp5.392 dari yang sebelumnya tercatat Rp5.309.

Baca Juga: Hadapi Kemarau Panjang, Bagaimana Kondisi Stok Beras Nasional?

"Upaya antisipasi perlu terus dilakukan untuk menjaga ketersediaan beras di pasar. Bulog juga perlu berinovasi agar proses serapan beras bisa berjalan lancar dan memenuhi target. Walaupun hal ini agak sulit karena Bulog terkendala HPP dan terkena imbas dari kekeringan yang terjadi," urai Galuh.

Walaupun kenaikan yang terjadi terbilang tipis, lanjut Galuh, tapi hal ini sudah berlangsung selama lima bulan terakhir dan dikhawatirkan akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Belum lagi ketika musim panen sudah lewat dan memengaruhi penyerapan gabah petani yang nantinya akan terus berkurang.

Ditambah dengan perayaan natal dan tahun baru yang akan datang, diprediksikan permintaan akan beras bakal terus meningkat.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan dengan harga yang stabil lewat operasi pasar yang dijalankan Bulog. Sebelumnya, Bulog sudah melaksanakan operasi pasar pada akhir September lalu.

Bukan tidak mungkin, jika harga masih terus beranjak naik di tingkat konsumen, Bulog harus kembali melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras di pasaran sebagai solusi jangka pendek.

Untuk solusi jangka panjang, koordinasi antarpihak terkait harus dilangsungkan agar kenaikan ini tidak menjadi kejadian yang akan selalu berulang dari tahun ke tahun. Kembali lagi, ini harus dijadikan pembelajaran bagi pemerintah untuk menghasilkan kebijakan yang lebih memenuhi kebutuhan masyarakat secara langsung tanpa proses yang panjang dan berbelit-belit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: