Produsen keramik dalam negeri mengeluhkan akan tingginya harga gas. Pemerintah pun diminta menurunkan harga gas domestik. Penurunan harga gas sangat dibutuhkan demi meningkatkan daya saing industri tersebut.
"Kami ingin harga gas itu turun. (Gas) kita masih di US$9,2 per MMBTU. Kami ingin turun paling tidak di US$7 per MMBTU, meskipun idealnya di angka US$6 per MMBTU. Tapi dengan US$7 per MMBTU pun kami masih bisa tetap kompetitif," kata Managing Director PT Internusa Keramik Alamasri (INKA) Angelica Lie kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Di sisi lain, lanjut Angel, sapaan akrabnya, perusahaan siap meningkatkan kapasitas produksinya dari 1,2 juta m² per tahun menjadi 6,2 juta m² per tahun. Ia mengungkapkan, penambahan kapasitas produksi tersebut akan dilakukan bertahap hingga 2024 mendatang.
Baca Juga: Ikuti Selera Pasar, Produsen Keramik Ini Genjot Kapasitas
Sebagai langkah mewujudkan hal tersebut, anak usaha PT Intikeramik Alamasri Industri itu melakukan beberapa terobosan, salah satunya peremajaan mesin.
"Sebagian besar mesin kami menggunakan mesin Italia yang sudah teruji dalam memproduksi keramik berkualitas tinggi. Semua mesin milling, press, dan kiln kami dari Italia, hanya mesin polishing and packing yang berasal dari Tiongkok," ucapnya.
Selain langkah di atas, lanjut Angel, perusahaan juga akan terus memperkuat penjualan melalui mitra distributor di seluruh Indonesia. Langkah ini untuk memenuhi pasar korporat, ritel, dan juga industri. "Distributor tadi akan menyasar corporate market," tambahnya.
Langkah berikutnya, perusahaan bakal terus meningkatkan inovasi dan kreasi desain produknya. Hal ini seiring mengikuti selera pasar dan perkembangan teknologi terkini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: