Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ruang Baca sebagai Ruang Suka Ria

Ruang Baca sebagai Ruang Suka Ria Desain Perpustakaan | Kredit Foto: Fak Arsitektur UI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei dari 61 negara Most Literate Nation in the World tahun 2016 menempatkan Indonesia di urutan ke-60, di peringkat 59 adalah Thailand dan peringkat 61 adalah Bostwana. Hal itu bisa jadi bukti masih rendahnya minat baca di Indonesia.

Berbicara mengenai membaca, perpustakaan adalah kata yang identik dengannya. Walaupun membaca dapat dilakukan di mana saja, perpustakaan tetap identik dengan membaca karena perpustakaan merupakan rumah khusus bagi ratusan bahkan jutaan buku lengkap dengan pembacanya.

Baca Juga: Artotel Gajahmada Hadir di Semarang, Tampilkan Arsitektur Andra Matin dan Mural Eko Nugroho

Perpustakaan sebagai tempat baca, nyatanya bisa jadi salah satu faktor pendorong minat baca seseorang. Paling tidak, ada 3 faktor yang memengaruhi minat baca seseorang, yaitu dorongan dari dalam, motif sosial, dan emosional. Di perpustakaan, selain penyajian buku yang menarik dan desain ruang-ruang yang nyaman, fasilitas yang ergonomis di dalamnya juga mampu membuat penghuninya nyaman untuk membaca dalam jangka waktu yang lama. Perpustakaan juga tidak hanya soal membaca karena bisa jadi keterbatasan ruang memaksakan beberapa fungsi harus bersatu di ruang yang sama.

Panti Asuhan Tanjung Barat dan Rumah Binaan Yayasan Cipta Mandiri (YCM) di Bogor, adalah 2 dari beberapa fasilitas sosial yang sudah lama bekerja sama dengan program Smandel Berbagi Kasih. Program ini secara rutin membagikan buku-buku dalam rangka meningkatkan minat baca bagi anak-anak di fasilitas tersebut. Di tempat ini perpustakaan harus tetap mencerminkan kebersamaan karena selain untuk membaca, ruang ini adalah jantung tempat berkumpulnya para penghuni.

Tahun 2019 ini, Panti Asuhan Tanjung Barat dan Rumah Binaan Yayasan Cipta Mandiri (YCM) di Bogor terseleksi untuk menjadi obyek Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang bertemakan peningkatan fungsi ruang baca di bangunan sosial. Pihak panti dan yayasan menyambut baik program ini. Tim pengabdi dari Departemen Arsitektur Universitas Indonesia yang diketuai oleh Ova Candra Dewi berkontribusi dalam perencanaan dan perancangan ruang baca yang disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya. Sebagai dasar pengembangan, ruang baca ini mengusung konsep kenyamanan ruang baca yang hemat energi dan biofilik atau memasukan unsur alam ke dalam ruang.

Ruang baca pada Panti Asuhan Tanjung Barat juga berfungsi sebagai ruang makan. Saat ini, fasilitas membaca di ruang tersebut masih dinilai sangat minim. Rak-rak buku ditempatkan di beberapa pojokan dengan buku-buku yang penataannya pun "apa adanya". Beberapa penghuni juga lebih senang membawa buku untuk dibaca di kamar. Lain lagi dengan ruang baca pada Rumah singgah di Bogor. Ruang ini juga berfungsi sebagai ruang belajar, ruang rapat, dan juga ruang pertunjukan seni dengan rak-rak buku hadir sebagai pelengkap.

Setiap ruang baca memiliki tantangan tersendiri dalam pengembangannya. Hal utama dalam pengembangan ini adalah usaha untuk mempertahankan semangat kekeluargaan baik di panti asuhan maupun rumah singgah. Ruang baca ini harus mampu menfasilitasi kegiatan lain di panti dan rumah sosial sambil tetap meningkatkan minat baca penghuninya. Metode desain ini melalui 3 proses "charette" atau diskusi bottom-up dengan penghuni sehingga semua penghuni bebas melontarkan idenya. Mereka juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan mengusulkan desain pengembangan ruang baca. Dari kegaitan ini, tim Pengabdian Masyarakat UI mendapatkan wujud baru ruang baca dari ide-ide yang dikumpulkan di masing-masing lokasi.

Tahap penentuan selanjutnya adalah pencarian dana. Tahap ini merupakan satu tahap sebelum pelatihan pengelolaan ruang baca oleh ahli. Pengembangan desain yang sudah dilengkapi RAB, saat ini sudah memasuki masa pengumpulan dana atau crowd funding. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh tim Smandel Berbagi Kasih. Untuk pelaksanaan pertama akan difokuskan di Panti Asuhan Tanjung Barat. Diharapkan, program ini sukses sehingga dapat memancing munculnya ruang-ruang baca pada bangunan sosial yang lebih mumpuni dan menarik minat baca penghuninya tanpa mengurangi fungsi "suka ria".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: