PT Itama RanorayaTbk (IRRA) baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham langsung menanjak 49,73 persen atau 186 poin ke posisi Rp560 per saham dari harga penawaran Rp374 per saham. Ternyata, pada pelaksanaan masa penawaran umum saham perusahaan alat distribusi ini pun menjadi incaran investor.
Pasalnya, Mukti Wibowo Kamihadi Direktur Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek mengungkapkan bila saham perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 34,96 kali dari pooling.
“Oversubscribed sebanyak 34,96 kali dari pooling. Harga saham IRRA ditawarkan Rp374 per lembar saham,” kata Mukti di Jakarta, Selasa (15/9/2019).
Baca Juga: Perdana Melantai di Bursa, Saham IRRA Dilahap Habis Investor
Menurut Mukti, dengan harga penawaran awal sekitar Rp315-Rp375 per saham mencerminkan proyeksi price earning ratio (PER) pada level 10,94-13,03 kali pada 2020. PER itu dinilai cukup menarik dibandingkan dengan PER industri distribusi alat kesehatan di teingkat regional yang rata-rata 16 kali.
“PER cukup bagi investor untuk mendapatkan keuntungan,” ucapnya.
Pada pelaksanaan IPO ini, IRRA melepas saham ke publik sebanyak 400 juta lembar atau sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, sehingga pada aksi korporasi ini Perseroan berhasil meraup dana dari pasar modal mencapai Rp149,6 miliar. Manajemen IRRA menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca Juga: Jual Saham ke Publik, Perusahaan Distributor Alat Kesehatan Patok Harga Segini
Direktur Utama Itama Ranoraya, Teten Setiawan, menyebutkan bahwa dana hasil IPO sebesar 60 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk mengembangkan pusat dan jejaring pemasaran secara bertahap di beberapa kota di Indonesia selama periode 2019-2020. Sedangkan, sebesar 40 persen untuk memperkuat modal kerja Perseroan.
Diharapkan, pembukaan kantor cabang di beberapa kota di Indonesia dapat terealisasi secara bertahap jika hal ini dinilai menguntungkan daripada menunjuk sub-distributor, mengingat potensi pasar produk perusahaan saat ini di berbagai wilayah masih cukup luas.
“Pada tahun 2020 kami mulai mengembangkan sistem jejaring teknologi informasi dan aplikasi pusat0cabang serta pendirian kantor perwakilan di Bandung, Medan, Surabaya dan Makasar. Kantor cabang ini diharapkan akan menjadi kantor cabang utama,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: