Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Topan Hagibis di Jepang, 15 Orang Hilang dan 66 Tewas

Topan Hagibis di Jepang, 15 Orang Hilang dan 66 Tewas Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Koriyama -

Sampai saat ini, jumlah korban jiwa akibat bencana topan terdahsyat yang menerjang Jepang dalam beberapa dekade terakhir telah mencapai 66 orang pada Selasa. Sementara tim penyelamat bekerja keras menggali lumpur dan puing-puing dalam upaya pencarian dengan harapan yang semakin menipis untuk menemukan korban yang hilang. Ribuan rumah juga dilaporkan masih belum mendapatkan kembali aliran listrik dan air.

 

Kantor berita NHK menyiarkan bahwa ada 15 orang masih hilang hampir tiga hari setelah Topan Hagibis menghantam Jepang wilayah tengah dan timur. Lebih dari 200 orang mengalami luka-luka akibat badai yang namanya dalam bahasa Tagalog berarti kecepatan.

 

Sekitar 138.000 rumah tangga masih belum mendapatkan pasokan air sementara 24.000 kekurangan listrik, jauh menurun dibandingkan angka awal di mana ratusan ribu rumah tangga dibiarkan tanpa listrik. Tetaou, masalah tersebut menjadi perhatian di daerah utara di mana suhu menurun.

 

Angka korban jiwa tertinggi ada di wilayah prefektur Fukushima utara Tokyo Jepang, di mana tanggul jebol di setidaknya 14 tempat di sepanjang Sungai Abukuma, yang melintasi sejumlah kota di prefektur pertanian itu.

 

Baca Juga: Topan Hagibis, Ribuan Tikus di Jepang Keluar dari Sarang

 

7pkidd0s24r0y9d96p9c_15279.jpg

 

Menurut laporan media NHK yang dilansir Reuters, sedikitnya 25 orang tewas di Fukushima, termasuk seorang ibu dan anak yang terperangkap di perairan banjir. Seorang anak perempuan lainnya masih hilang. Perdana Menteri Shinzo Abe memperingatkan bahwa dampak ekonomi akibat terjangan topan kemungkinan akan lebih panjang.

 

"Pemerintah pusat akan terus melakukan segala yang mungkin dilakukan sehingga para korban bencana ini dapat kembali ke kehidupan normal mereka sesegera mungkin," kata Abe kepada komite parlemen sebagaimana dilansir Reuters.

 

Menteri Keuangan Taro Aso menuturkan ada 500 miliar yen (sekira Rp65 triliun) dana cadangan untuk pemulihan bencana dan lebih banyak uang akan dipertimbangkan untuk dikucurkan jika diperlukan.

 

Sekitar ribuan polisi, petugas pemadam kebakaran, dan personil militer terus mencari orang-orang yang mungkin terperangkap oleh banjir dan tanah longsor, dengan harapan semakin berkurang bahwa yang hilang akan ditemukan hidup-hidup.

 

Walau ancaman hujan diperkirakan akan berkurang pada Selasa, suhu cenderung turun di banyak daerah akhir pekan ini, dalam beberapa kasus ke tingkat rendah yang tidak biasa. Empat dari kilang utama Jepang mengatakan badai tidak berdampak pada operasi kilang mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: