Digoyang Isu Pemindahan Ibu Kota, Pemprov Jabar Optimis Investasi Naik 110 Persen
Namun, Diding menegaskan tidak terlalu mempersoalkan ini selama pemerintah melakukan berbagai mitigasi yang diperlukan. Saat ini, menurutnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus melakukan upaya untuk menarik investor ke tatar Pasundan tersebut.
Salah satunya dengan menggelar West Java Investment Summit yang akan digelar pada 18 Oktober 2019 mendatang. Selain itu, pemerintah di bawah pimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sudah menetapkan kawasan utara (Majalengka-Cirebon-Kuningan) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru seiring beroperasinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
"Mudah-mudahan bisa mendongkrak sektor lain supaya investasi di Jawa Barat bisa tetap tumbuh," imbuhnya.
Diding menyebutkan sejumlah kabupaten/kota tetap menjadi favorit bagi investor. "Penanaman modal luar negeri di Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta. PMDN di Majalengka, Subang. Rata-rata garmen," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Group Advisory Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Pribadi Santoso mengatakan, berbagai upaya harus dilakukan jika tak ingin terdampak pemindahan ibu kota ke Kalimantan. "Kalau tak dimitigasi, pasti ada pengaruh. Tapi sejauh ini pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih bagus. Memang masih harus diwaspadai," katanya.
Pemerintah harus mempermudah perizinan termasuk untuk investor asing. Selain itu, eksekutif pun harus bisa memberi kepastian terkait peruntukkan suatu wilayah.
Selain itu untuk mengundang investor, dia menilai acara ini baik untuk menarik pasar baru asalkan pelaku usaha lokal lebih fleksibel.
"Harapannya akan memperluas pasar Indonesia, ini yang bisa diharapkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: