Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengintip Strategi SDGs 2030 bagi CPO Indonesia

Mengintip Strategi SDGs 2030 bagi CPO Indonesia Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Platform sustainable development goals (SDGs) 2016-2030 yang sudah disetujui oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 merupakan salah satu acuan bagi negara dunia dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Industri kelapa sawit yang bersifat inklusif dan memiliki dampak yang sangat luas terhadap perekonomian Indonesia digadang-gadang sebagai pemain di balik layar dalam pencapaian SDGs Indonesia 2030 mendatang.

Mayoritas industri kelapa sawit Indonesia sudah mengadopsi tata kelola dan sertifikasi berkelanjutan yang dikenal dengan Indonesian sustainable palm oil (ISPO) dan roundtable on sustainable palm oil (RSPO) dalam pengembangan perkebunan kelapa sawitnya.

Baca Juga: Meramal Masa Depan Biodiesel dan CPO Indonesia

Seiring dengan berakhirnya usia 25 tahun pertama di sebagian besar perkebunan kelapa sawit di Indonesia, penerapan kebijakan penanaman kembali (replanting) dinilai mampu menjadi salah satu langkah operasional tercapainya SDGs 2030. Kebijakan replanting ini menekankan pada dua strategi yakni meningkatkan produktivitas serta menghasilkan rendemen minyak sawit yang lebih banyak melalui optimalisasi kultur teknis dan penggunaan varietas unggul.

Pertama, pemupukan sesuai waktu dan konsentrasi; perbaikan kultur teknis kebun; dan perbaikan teknologi pada proses PKS (pabrik kelapa sawit) merupakan strategi untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit eksisting (TM/tanaman menghasilkan) dengan kategori umur muda (4-8 tahun), remaja (9-13 tahun), dan dewasa (14-20 tahun).

Penguasaan kebun sawit nasional untuk komposisi umur dengan kategori muda, remaja, dan dewasa yakni sekitar 7,5 juta hektare, sedangkan terdapat 3,3 juta hektare kebun kelapa sawit nasional berkategori tua/renta.

Kedua, mengganti tanaman sawit eksisting yang sudah tua/renta dan kurang produktif dengan varietas unggul dan disertai kultur teknis yang baik.

Strategi-strategi replanting tersebut harus diimplementasikan secara simultan, berkelanjutan, dan berkesinambungan karena setiap tahun selalu ada kebun kelapa sawit yang memasuki usia tua dengan tingkat produktivitas yang semakin rendah.

Melalui strategi ini, produktivitas kelapa sawit diarahkan untuk mencapai target 35-26, yang mana produksi TBS 35 ton/ha dan rendemen 26% sehingga produktivitas CPO dapat meningkat dari 4,4 ton/ha menjadi 9 ton/ha pada 2030 mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: