Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Asing Obral Saham Astra Hingga Bank Mandiri, IHSG Tetap Perkasa

Meski Asing Obral Saham Astra Hingga Bank Mandiri, IHSG Tetap Perkasa Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukan keperkasaannya dengan ditutup menguat  0.52% atau 32.31 poin ke level 6.257,81 dengan saham-saham sektor pertanian naik 1.35% dan sektor industri dasar 1.23% memimpin penguatan. 

 

Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan bahwa penguatan disebabkan karena komoditas CPO melonjak ke level tertinggi sejak bulan Juni tahun lalu karena keputusan China untuk menghapus tarif balasan atas pembelian kedelai AS dan Lonjakan sekitar 42% ekspor CPO china dari malaysia dalam 20 hari pertama bulan oktober 2019. 

 

“Selain itu rata-rata saham-saham perusahaan BUMN menyambut kehadiran Mentri BUMN baru dengan penguatan,” ujar Lanjar, di Jakarta, Rabu (23/10/2019).  

 

Baca Juga: IHSG Menguat 0,52% di Rabu Sore!

 

Sayangnya, investor asing masih doyan melakukan aksi jual hingga mencapai sebesar Rp231.73 miliar. “Saham BBRI, BMRI dan ASII yang banyak di jual investor asing. Rupiah terpantau menguat tipis 0.06% ke level Rp14.032 per USD,” terangnya. 

 

Dimana, indeks saham Jepang menguat dengan Indeks Nikkei (+0.34%) dan TOPIX (+0.59%) naik setelah ditutup libur pada perdagangan sebelumnya. Indeks Hangseng (-0.82%) dan CSI300 (-0.64%) ditutup melemah seiring kabar mengenai rencana untuk menggantikan Kepala Eksekutif Carrie Lam.

 

Baca Juga: IHSG Masih Berpotensi Menguat, Tapi . . .

 

Sementara itu, bursa saham Eropa dibuka bervariasi dengan pelemahan pada indeks Eurostoxx (-0.26%) dan CAC40 (-0.40%) sedangkan indeks FTSE (+0.38%) dan DAX (+0.03%) menguat. Fokus investor beralih ke Brussels, di mana perjanjian Uni Eropa untuk menunda Brexit dapat menyebabkan Perdana Menteri Boris Johnson mencari pemilihan awal. 

 

Minyak mentah melanjutkan penurunannya karena indikasi inventori minyak di AS naik untuk minggu keenam, kenaikan terpanjang dalam hampir setahun. Data ekonomi selanjutnya yang akan ditunggu investor diantaranya Indeks kinerja sektor manufaktur PMI di Eropa dan AS dengan ekspektasi cukup baik. Tingkat pengangguran di AS yang di ekspektasikan sedikit berubah. dan Dari dalam negeri investor menunggu pertemuan gubernur bank Indonesia untuk keputusan suku bunga yang menurut survey kembali dipangkas 25bps menjadi 5%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: