"Hal ini mencakup ratusan sesi simulator dan uji terbang, analisis pemenuhan ketentuan regulasi terhadap ribuan dokumen, pemeriksaan oleh para regulator dan pakar independen serta persyaratan sertifikasi yang ekstensif," jelas Muilenburg.
Selama beberapa bulan terakhir, Boeing telah menerapkan beberapa perubahan terhadap pesawat 737 MAX. Yang paling signifikan, kata sang CEO, Boeing telah mendesain kembali cara sensor sudut serang (Angle of Attack/AoA) bekerja dengan fitur perangkat lunak kontrol kemudi terbang yang dikenal dengan Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (Maneuvering Characteristics Augmentation System/MCAS).
"Ke depannya, MCAS akan membandingkan informasi dari sensor-sensor AoA sebelum teraktivasi, dengan demikian ada lapisan perlindungan baru yang ditambahkan," ungkapnya.
Baca Juga: Selama 2 Kuartal 2019, Lion Air Group Terbang 245 Ribu Kali
Selain itu, MCAS hanya akan menyala jika terdapat kesamaan antara kedua sensor AoA, hanya akan teraktivasi sekali untuk menanggapi informasi AoA yang keliru, dan akan selalu tunduk pada batasan maksimum yang dapat dibatalkan oleh kolom kemudi (control column).
"Perubahan perangkat lunak ini akan mencegah kondisi kontrol kemudi terbang yang terjadi pada kecelakaan ini tidak terulang kembali," imbuhnya.
Selain itu, Boeing tengah memperbaharui buku manual untuk awak pesawat dan pelatihan untuk pilot, yang dirancang untuk memastikan semua pilot memiliki semua informasi yang mereka perlukan untuk dapat menerbangkan pesawat 737 MAX dengan aman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti