Phapros Ekspor Perdana Obat TBC ke Peru

PT Phapros Tbk melakukan ekspor perdana obat Tuberkulosis (TBC) ke Peru, Amerika Selatan. Direktur Utama PT Phapros Tbk, Barokah Sri Utami, mengatakan bahwa proses penjajakan kerja sama ekspor dan impor dengan Peru berlangsung sejak akhir tahun 2018 lalu.

"Terdapat hubungan yang baik antara Indonesia dengan Peru. Kami sebagai anak perusahaan BUMN saat itu mengetahui kebutuhan yang besar atas produk obat TBC di Peru, termasuk upaya untuk menekan prevalensi kasus penyakit tersebut di sana," kata Emmy, sapaan akrabnya di Semarang, Senin (28/10/2019).

Baca Juga: Pulihkan Mangrove, Phapros Tanam Bakau di Jawa Tengah

Melihat peluang tersebut, kata Emmy, pihaknya siap menjalin kerja sama dengan Peru untuk produk obat TBC yang juga merupakan salah satu produk unggulan Phapros hasil pengembangan perusahaan. "Kerja sama tersebut kemudian diwujudkan melalui ekspor perdana kami ke Peru di 28 Oktober 2019," ujarnya.

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi kasus TBC di Peru merupakan yang tertinggi di wilayah Amerika. Tingkat keberhasilan pengobatannya cenderung lambat hanya sekitar 1,5% per tahun sehingga angka tersebut perlu ditingkatkan hingga 4-5% untuk mengakhiri epidemi TBC dan penyakit menular lainnya di 2030. Emmy menuturkan bahwa Peru memiliki banyak perusahaan farmasi lokal, tetapi di antara mereka belum ada yang bisa memproduksi obat TBC sehingga ekspor ini juga merupakan salah satu pencapaian Phapros di tahun ini.

"Total nilai ekspor ke Peru masih di bawah Rp5 miliar. Namun, di masa depan kami optimis nilainya bisa lebih besar seiring dengan adanya proyek tender pemerintah negara setempat. Dengan upaya peningkatan ekspor ini, ke depannya kami juga berharap bisa menargetkan kontribusi ekspor dalam penjualan hingga di atas 5%," tambahnya.

Sebelumnya, pada tahun 2014, Phapros juga telah melakukan ekspor perdana ke Kamboja dengan mengirim 11 jenis produk yang di antaranya merupakan produk unggulan Phapros seperti Antimo Group dan Dextamine.