Dian menambahkan, bersama dengan penerapan strategi “dual brand”, investasi pada perluasan jaringan data telah ikut mendorong posisi XL Axiata sebagai brand pilihan bagi para pengguna smartphone di Indonesia. Hal inilah yang kemudian turut meningkatkan penetrasi pengguna smartphone menjadi sekitar 86% atau 47,7 juta dari total pelanggan dan memperbesar kontribusi pendapatan dari layanan data menjadi 88% dari total pendapatan layanan perusahaan.
Selain itu jumlah pengguna data naik menjadi 88% YoY dari total pelanggan, 70% di antaranya menggunakan data 4G. Pencapaian tersebut menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih kuat dalam menghadapi dampak terus menurunnya pendapatan dari layanan tradisional (voice and SMS).
"Total jumlah pelanggan meningkat menjadi 55,5 juta dari 53,9 juta di periode yang sama tahun sebelumnya," ujarnya.
XL Axiata memang terus melanjutkan perluasan dan peningkatan kapasitas jaringan data terutama di luar Jawa. Sebagai hasilnya, hingga periode triwulan ketiga 2019, jumlah BTS telah meningkat tajam menjadi total 129 ribu unit dengan lebih dari 53 ribu unit di antaranya adalah BTS 3G dan lebih dari 39 ribu BTS 4G.
"Layanan 4G dari XL Axiata kini hadir di 410 kota/kabupaten, di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di luar Jawa. Selain itu, fiberisasi juga terus dipergencar seiring dengan terus meningkatnya trafik data," ujarnya.
Dian menyebutkan, total trafik di seluruh jaringan XL Axiata meningkat tajam sebesar 56% YoY selama periode 9 bulan di tahun 2019 ini. Pertumbuhan tinggi ini mayoritas terjadi di layanan data, terutama pada layanan 4G. Sejak perusahaan fokus berinvestasi jaringan di luar Jawa mulai 2016 hingga saat ini, kinerja dari luar Jawa menunjukkan performa yang kuat. Pendapatan dari wilayah luar Jawa juga terus meningkat menggungguli pertumbuhan di Jawa, dan tentu saja ikut meningkat pula kontribusinya pada pendapatan perusahaan.
Sepanjang sembilan bulan 2019, XL Axiata telah melakukan pembayaran atas pinjaman bank sebesar Rp 750 miliar menggunakan dana internal. "Hingga 30 September 2019, perusahaan tidak memiliki pinjaman dalam mata uang US Dollar," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: