Teheran dan Damaskus menandatangani kesepakatan awal untuk membangun kembali jaringan listrik Suriah di sebuah pameran kelistrikan di Iran. Kesepakatan itu secara kebetulan terjadi tepat ketika Washington menjatuhkan sanksi pada sektor konstruksi Iran.
Kesepakatan itu tidak hanya untuk pemulihan jaringan listrik yang hancur di Suriah dan pembangunan unit pembangkit listrik tambahan termasuk tenaga surya dan angin, tetapi juga lokalisasi produksi peralatan listrik Iran di Suriah. RT melaporkan, nota kesepahaman yang ditandatangani pada Sabtu (02/11/2019) oleh para menteri energi negara bagian akan mengurai potensi hubungan tiga arah jaringan listrik Suriah, Iran, dan Irak. Kerja sama ini untuk meningkatkan stabilitas energi regional.
Baca Juga: Jaga Stabilitas Suriah Jadi Fokus Utama Rusia, Turki, dan Iran
Menurut Kantor Berita IRNA, Menteri Kelistrikan Suriah, Muhammad Zuhair Kharboutli, mengatakan bahwa 50 persen infrastruktur di negara itu hancur. Iran memiliki peran penting untuk membangunnya kembali. Suriah kini berpaling ke negara-negara yang lebih ramah seperti Iran, Rusia, dan China untuk membantu membangun kambali negara itu.
Seperti pada Pameran Listrik Internasional Iran ke-19 yang menampilkan produk lebih dari 450 perusahaan Iran, China, dan Rusia. Pemerintah Suriah berkunjung ke sana dan menandatangani sejumlah kontrak tambahan.
Anehnya, pameran dimulai di hari yang sama ketika Washington tiba-tiba menemukan seluruh sektor konstruksi Iran terhubung dengan kelompok garis keras Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) yang dianggap sebagai organisasi teroris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: