Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menginventarisasi potensi sumber energi yang berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan bahwa hal tersebut bertujuan untuk menggenjot pemanfaatan EBT dalam bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025.
"Kita inventarisasi potensinya. Nah, ini yang harus kita bahas bersama. Misalnya terkait kapasitas," jelas Menteri Arifin Tasrif saat membuka The 8th Conference & Exhibition IndoEBTKE Conex 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Baca Juga: Investasi ESDM Tembus Rp277 T, Sektor EBT Paling Minim
Dari segi potensi, Indonesia telah memiliki 400 Giga Watt (GW) potensi listrik yang dihasilkan dari sumber EBT. Potensi ini yang selanjutnya dilihat oleh Arifin sebagai peluang bisnis baru. "Tentu saja inisiasi dari Konferensi Paris merupakan suatu peluang untuk bisa menentukan inovasi bisnis-bisnis baru yang melibatkan masalah energi," tutur Arifin.
Kehadiran kegiatan semacam IndoEBTKE Conex dinilai sebagai stimulus untuk memetakan ulang arah kebijakan pengembangan energi nasional. "Kegiatan (IndoEBTKE Conex) ini tentu saja sangat bermanfaat bagi penentuan arah pemanfaatan energi nasional. Kita memiliki banyak sumber-sumber energi yang harus kita utilisasikan," jelasnya.
Arifin menekankan perlu ada perencanaan yang matang untuk bisa meningkatkan potensi EBT ini. Ia berharap porsi EBT pada Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) ke depan bisa lebih ditingkatkan dan tepat sasaran. Untuk itu, Arifin sangat membuka diri terhadap masukan dari para stakeholder terkait.
"Masih kecil sekali (porsi EBT). Makanya, kita harus buat perencanaan upaya untuk optimalkan. Saya membuka seluas-luasnya bagaimana mendorong ide-ide terbaik yang bisa mendorong pertumbuhan EBT," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum