Kemudian, ia juga meminta Fachrul untuk berhenti bicara radikalisme. Sebab, menurut dia, radikalisme versi Fachrul selama ini dinilai menyudutkan praktik keagamaan.
"Yang keliru adalah menggunakan radikalisme pada konteks politik yang menghancurkan agama," ucapnya.
Selain itu, ia pun mengingatkan posisi Kemenag yang menjadi penegah antaragama di Indonesia.
"Anda dan Kemenag menjadi wasit. Jangan sampai wasit Anda berjalan di dalamnya. Kemudian Anda kehilangan para pemain, maka Anda jalan sendirian. Hati-hati bisa ditinggalkan umat," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil