Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Perbedaan Anies dan Ahok Saat Susun Anggaran DKI Jakarta, Jleb Banget!

Ini Perbedaan Anies dan Ahok Saat Susun Anggaran DKI Jakarta, Jleb Banget! Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) berjabat tangan dengan calon Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) sebelum melakukan pertemuan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/4). Anies Baswedan yang unggul dalam hitung cepat pada Pemilihan Gubernur DKI 2017 putaran kedua mendatangi Balai Kota menemui Ahok untuk membahas rekonsiliasi antarpendukung agar tetap menjaga persatuan serta membahas program kerja. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan(TGUPP) Amin Subekti dan Anggota DPRD DKI Jakarta dari PDIP Ima Mahdiah membeberkan perbedaan cara Gubernur Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menyusun anggaran DKI Jakarta.

Menurut Amin Subekti, Anies memiliki gaya sendiri dalam penyusunan anggaran. "Memang gayanya Pak Anies seperti itu, ketika melihat sesuatu tidak pada level yang seharusnya, seperti anggaran tadi, yang dilakukan adalah memperbaiki ke dalam," tuturnya dalam acara Mata Najwa bertema "Buka-bukaan Anggaran" yang tayang di Trans 7 pada Rabu (6/11/2019) malam.

Baca Juga: Disalahkan Anies, Ahok Ngamuk-Ngamuk!

Baca Juga: Bongkar Skandal Lem Aibon Seharga Rp82 Miliar, PSI Makin Ganas Serang Anies

Sambungnya, "Kami melakukan penyisiran, banyak sekali ditemukan hal-hal seperti itu karena orang hanya mau simplified, yang penting anggarannya balance, sistemnya memaksa input komponen kemudian di-balance-kan," imbuhnya.

Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa rencana anggaran tersebut telah disepakati oleh DPRD, kemudian baru dituangkan dalam KUA-PPAS. Lalu di-input kembali ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang sudah definitif.

Kemudian, Ima menanggapi penjabaran Amin Subekti. Menurut dia, masyarakat yang mengusulkan juga harus tahu apakah permintaannya dianggarkan atau tidak.

"Anggaran ini kan totalnya banyak pak, komponen itu sekitar 200 ribu, masyarakat dari RT, RW, musrembang yang mengusulkan juga harus lihat bahwa ini dianggarkan atau tidak," tegasnya.

Katanya, "Makanya itu fungsi dari kita meng-upload biar masyarakat juga bisa jelas apa yang sudah dianggarkan dan apa yang belum, karena kalau saya lihat di sini Pak Anies seperti insecure, apa yang ditutup-tutupi?" imbuhnya.

Sementara itu, pembawa acara Najwa Shihab bertanya, "Kalau dibandingkan dengan periode yang lalu apakah itu (dokumen anggaran DKI Jakarta) dibuka?"

"Dibuka, bahkan sejak RKPD sebelum KUA-PPAS karena di sini masyarakat juga bisa tahu," jawab Ima.

Menurut Ima, saat era Ahok menjabat gubernur pernah berkata, "kita upload biar kelihatan kalau di musrembang sudah diusulkan ketika di atas tidak dianggarkan bisa ketahuan, ini bisa jadi info untuk gubernur".

Ima pun menyayangkan sifat Anies yang tidak transparan pada perencanaan anggaran.

"Pak Anies kalau mau terbuka dari jamannya RKPD, KUA-PPAS yang seperti ini tidak akan terjadi," ucap dia.

Sementara itu, Ketua TGUPP Amin Subekti juga berkelit saat ditanya Najwa Shihab terkait anggaran di tahun sebelumnya yang tidak diunggah.

"Kenapa periode sebelumnya di upload sekarang tidak? Alasannya?" tanya Najwa.

"Tahun sebelumnya 2017 kita juga upload sebenarnya, setelah jadi kita upload," jawab Amin.

"Sebelum jadi?" Najwa bertanya lagi.

"Ya, sebelum jadi kan masih proses pembahasan memang belum final, gitu kan," jawab Amin.

"Tapi periode yang lalu bahkan belum final pun bisa diakses, dan sekarang kenapa mundur?" tanya Najwa.

"Enggak mundur, kita hanya ingin menghargai proses penganggaran yang ada saja," ucap Amin.

"Menghargai DPRD tapi tidak menghargai publik ketika publik tidak boleh mengakses, begitu?" balas Najwa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: