Pedemo Bolivia Seret Wali Kota Perempuan dan Siram dengan Cat Merah
Sejak itu, ada bentrokan yang meluas antara pemrotes pro dan anti-pemerintah. Ada beberapa korban jiwa selama bentrokan terjadi.
Pada hari Rabu, sebuah protes menyebabkan seorang mahasiswa berusia 20 tahun tewas, sehingga jumlah keseluruhan korban tewas menjadi tiga orang sejak pemilu 20 Oktober.
Mereka yang menentang Morales —pemimpin adat pertama di negara itu— percaya pemilu di Bolivia penuh kecurangan. Morales berasal dari partai politik Gerakan untuk Sosialisme (MAS), partai yang sama tempat Arce bernaung.
Baca Juga: Petahana Evo Morales Menangi Pemilu Presiden Bolivia
Presiden Evo Morales yang baru terpilih kembali mengutuk serangan terhadap Arce. Dalam sebuah tweet yang di-posting kemarin, dia mengatakan pemimpin kota itu telah diculik dengan kejam karena mengekspresikan dan membela cita-citanya.
Partai MAS menuntut pihak berwenang menangkap para pelaku dan membawa mereka ke pengadilan.
"Bagi orang-orang ini, menjadi seorang perempuan adalah kejahatan, rendah hati adalah kejahatan, mengenakan rok adalah kejahatan," kata Wakil Presiden Alvaro Garcia.
Ini tidak pernah terjadi dalam demokrasi kita. Ini disebut fasisme; menyerang perempuan, menyerang mereka karena status etnik mereka. Apa yang dihadapi Bolivia adalah gelombang fasis," paparnya, seperti dikutip AFP, Jumat (8/11/2019).
Organisasi Sosial Wanita yang terkait dengan partai berkuasa, menyatakan kemarahannya atas serangan terhadap Arce.
"(Kami mengutuk) untuk semua penghinaan kebencian, rasisme, diskriminasi dan kekerasan dari Oposisi," kata organisasi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: