Polisi di tiga kota Bolivia telah menyatakan pemberontakan dan bergabung dengan protes anti pemerintah. Ini menjadi indikasi bahwa bagian dari pasukan keamanan mungkin menarik dukungan mereka untuk Presiden Evo Morales setelah kerusuhan terkait hasil pemilu berlangsung selama berminggu-minggu. Di Ibu Kota La Paz, banyak orang menyemangati puluhan petugas polisi yang berbaris di jalan utama dan mengurung diri di kantor polisi pusat kota.
Petugas polisi lainnya tetap di jalan-jalan menjaga barikade di sekitar istana kepresidenan pada hari Jumat waktu setempat. Akan tetapi, suasananya sangat berbeda dari bentrokan pada malam sebelumnya ketika para pengunjuk rasa mengepung mereka bernyanyi: "Saudara, polisi, bergabunglah dengan rakyat."
Baca Juga: Pedemo Bolivia Seret Wali Kota Perempuan dan Siram dengan Cat Merah
Seluruh unit kepolisian negara di kota Sucre, dan kota terpadat yang menjadi benteng oposisi, Santa Cruz, mengumumkan mereka bergabung dalam pemberontakan yang diluncurkan oleh petugas kepolisian di Cochabamba. Polisi dengan berseragam lengkap melambaikan bendera merah, kuning dan hijau Bolivia dari atap kantor mereka di Santa Cruz. Laporan-laporan setempat menunjukkan para pemrotes mendatangi kantor polisi di kota-kota lain mendesak petugas polisi untuk bergabung dengan mereka. Seorang pemimpin oposisi sipil, Luis Fernando Camacho, yang mendesak polisi untuk berbalik melawan pemerintah, mentweet bahwa ia menangis dengan gembira dan berterima kasih kepada polisi karena berpihak pada rakyat.
Menteri pertahanan Bolivia, Javier Zavaleta, mengatakan tidak ada tindakan militer yang diambil terhadap polisi yang terlibat pemberontakan. Pemerintah Bolivia juga tidak akan mengerahkan pasukan karena puluhan ribu warga Bolivia turun ke jalan di seluruh kota negara itu. Sementara itu Komanda Jenderal Polisi Bolivia mengatakan para petugas telah "dipenjara" dan tidak memberontak seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (9/11/2019).
Menteri Dalam Negeri Bolivia Carlos Romero dalam pidato yang disiarkan televisi mengatakan strategi kudeta sedang berlangsung. Ia mengisyaratkan bahwa pembicaraan dapat dilakukan untuk mencoba menyelesaikan krisis politik yang meningkat ketika para demonstran menyerukan Morales untuk mundur di tengah tuduhan kecuaran dalam pemilu presiden Oktober lalu. Setidaknya tiga orang telah tewas, yang terakhir adalah seorang mahasiswa berusia 20 tahun pada hari Rabu, dalam bentrokan antara pemrotes anti-pemerintah dan pendukung Morales sejak pemilu yang disengketakan pada 20 Oktober.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: