Gonjang-ganjing yang menerpa hubungan AS-China sejak akhir pekan lalu membuat pelaku pasar khawatir bahwa kesepakatan dagang akan semakin jauh dari asa. Terlebih lagi, Presiden Donald Trump juga telah membantah mentah-mentah atas pernyataan China mengenai pembatalan tarif sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap I.
"Saya belum menyetujui apa pun. . . (Langkah) China ini sedikit kemunduran, bukan kemunduran total karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya (pembatalan tarif)," tegas Trump seperti dilansir dari CNBC, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Baca Juga: China Bikin Trump Geram, Perang Dagang Makin Suram!
Sebagaimana yang diungkapkan Trump, langkah China tersebut berpotensi menyebabkan kemunduran pada negosiasi dagang yang rencananya akan ditandatangani oleh Trump dan Xi Jinping pada beberapa waktu mendatang.
Bak menelan kecewa, pelaku pasar pun melampiaskannya kepada aset-aset investasi berbasis keuangan di Asia, termasuk saham. Alhasil, seluruh bursa saham utama di Asia mengalami tekanan jual pada perdagangan awal pekan ini, Senin (11/11/2019).
Baca Juga: Di Tengah Perang Dagang, Penjualan Unit Bisnis Raksasa Teknologi China Ini Enggak Goyang
Indeks Hang Seng menjadi korban yang mengalami koreksi paling dalam di antara keempat indeks saham utama di Asia, yakni sebesar -2,28%. Isu domestik berupa demonstrasi dan kerusuhan juga turut menjadi sentimen negatif bagi indeks Hang Seng.
Mengekor indeks Hang Seng, indeks Shanghai dari negara yang menjadi rival terberat AS, yakni China pun tertekan signifikan hingga -1,10%. Indeks saham Asia berikutnya yang juga tertekan ialah Strait Times sebesar -0,26% dan Nikkei sebesar -0,21%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menjadi target dari aksi profit taking investor. Alhasil, sejak pembukaan pasar IHSG sudah melemah dan pelemahan tersebut bertambah dalam menjadi -0,27%, terhitung pada pukul 10.08 WIB.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih