Kepemilikan emas batangan dunia terus meningkat pada kuartal ketiga tahun ini. Pembelian bersih naik 12 persen dibanding tahun lalu. Didominasi Rusia, China, dan Turki.
RT melaporkan, Selasa (05/11/2019), pembelian logam mulia oleh bank sentral mencapai 547,5 ton. Lebih dari 156 ton dibeli dalam tiga bulan dari Juli hingga September. Namun, pembelian kuartal ketiga tahun ini 38 persen lebih rendah daripada tahun 2018. Yakni ketika pembelian bersih triwulanan mencapai level tertinggi dalam delapan tahun.
Baca Juga: 24 Tahun Bersama, BEI Putuskan Cerai dengan Perusahaan Tambang Emas Ini
Menurut data World Gold Council (WGC), cadangan emas Rusia, China, dan Turki menunjukkan peningkatan terbesar. Sebagian besar kepemilikan emas di Turki naik, 71,4 ton menjadi lebih dari 380 ton. Sebelumnya, Bank Sentral Republik Turki telah membeli emas batangan bulanan terbesarnya, menambahkan 41,8 ton emas ke pundi-pundinya pada Agustus.
Rusia, pembeli emas batangan terkemuka tahun lalu, terus memperluas persediaan emasnya. Rusia makin mendiversifikasi cadangannya dari dolar AS. Setelah kepemilikan emas meningkat sebesar 94 ton pada paruh pertama 2019, Bank Sentral Rusia menambahkan hampir 35 ton dari Juli hingga September. Sekarang, jumlah simpanan emas mencapai hampir 2.242 ton dan bernilai lebih dari US$100 miliar.
Sementara itu, China yang melanjutkan pembelian emas pada akhir tahun lalu menambahkan 21,8 ton kepemilikannya. Pada September, People's Bank of China (PB0C) meningkatkan kepemilikan emas nasional menjadi sekitar 1.957 ton. Artinya, tahun ini China mengangkut emas menjadi lebih dari 100 ton di tengah perang dagang dengan AS.
Menurut Joshua Rotbart, Pendiri dan Direktur J Rotbart & Co. yang berbasis di Hongkong, dalam the South China Morning Post, Beijing dan Moskow telah melakukan diversifikasi, menjauh dari dolar AS untuk mengurangi pengaruh ekonomi AS serta untuk menghindari terpapar sanksi dan tarif dari negara itu. Bagi dua negara ini, emas masih menjadi malaikat penyelamat.
Di bawah pemerintahan Donald Trump, dolar dijadikan senjata untuk menekan rival ekonominya. Emas memberikan jaminan yang stabil dalam menghadapi "senjata" AS tersebut. Dengan melindungi portofolio dengan emas, Rusia dan China bebas melakukan manuver geopolitik mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: