Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ladang Minyak Baru Iran dan Penalti dari AS

Ladang Minyak Baru Iran dan Penalti dari AS Kredit Foto: Foto/REUTERS
Warta Ekonomi, Teheran -

Presiden Iran Hassan Rouhani mengkalim neagranya telah menemukan ladang minyak baru yang mengandung sekitar 50 miliar barel.

Apabila benar, penemuan ini bisa menambah cadangan minyak Iran sebesar 30 persen di tengah sanksi ekonomi dari Amerika Serikat.

Pengumuman dari Presiden Rouhani terjadi di Iran saat menghadapi krisis ekonomi yang terjadi setelah AS menarik diri dari perjanjian dengan Iran tahun lalu.

Baca Juga: Pasukan Iran Tembak Jatuh Drone Milik Asing

Dalam pidato di depan massa di Kota Yazd, Rouhani mengataikan ladang minyak ini di provinsi Khuzestan dengan kapasitas sekitar 53 miliar barel minyak mentah.

"Ini adalah hadiah kecil dari pemerintah untuk warga Iran," katanya melansir ABC Australia, Senin (11/11/2019).

"Kami mengumumkan kepada Amerika hari ini tentang kami adalah negara kaya dan selagi ada permusuhan dan sankso yang kejam pekerja minyak dan para insinyur Iran berhassil menemukan ladang minyak ini."

Menurut Rouhani, ladang yang terletak sekitar 80 meter di bawah permukaan tanah ini berjarak sekitar 200 kilometer dari Khuzestan ke kota Omidiyeh di Irak.

Temuan ini akan menambah cadangan minyak sebesar 34 persen lagi, yang menurut perusahaan energi besar BP akan menjadi 155,6 miliar barel. 

Sanksi AS Ekspor minyak

Cadangan minyak biasanya dapat diambil dengan mudah. Nilai cadangan minyak berbeda untuk masing-masing negara karena standar yang digunakan berbeda, namun ini digunakan untuk meningkatkan produksi minyak antar negara.

Iran saat ini memiliki cadangan minyak dunia terbesar untuk minyak mentah, dan cadangan gas alam terbesar kedua di dunia. Iran memiliki ladang minyak di Teluk Persia, yang dikelola bersama dengan Qatar. 

Jika ladang minyak baru ini memang terbukti benar, ini akan membuat Iran naik peringkat teratas dalam cadangan minyak, di belakang posisi kedua Arab Saudi. Namun demikian, harus tetap mencari negara yang bisa memanfaatkan ladang minyak baru tersebut. 

Perusahaan atau negara yang membeli miyak dari Iran akan membeli penalti dari Amerika Serikat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: