Ibu kota Bolivia, La Paz mengalami kerusuhan sepanjang Senin (11/11) malam. Kerusuhan dimulai saat ribuan pendukung mantan Presiden Evo Moreles berunjuk rasa di kota itu. Pada saat bersamaan, demonstran oposisi dan kepolisian membangun barikade dan mempersenjatai diri untuk mengantisipasi kemungkinan bentrok.
"Massa berjalan dari kota terdekat El Alto," ungkap pernyataan kepolisian.
Baca Juga: Rusia: Evo Morales Tidak Minta Suaka
Evo Morales telah mendapat suaka dari Meksiko yang meminta pemimpin sayap kiri itu diizinkan keluar dari Bolivia dengan aman. Di sekitar lapangan Murillo dan bagian lain kota La Paz, demonstran oposisi membangun penghalang jalan yang terbuat dari potongan besi dan benda lain. Ketegangan meningkat di negara itu setelah Morales mengundurkan diri pada Minggu (10/11) setelah pemilu yang penuh sengketa.
Kepolisian yang berjaga di gedung parlemen memperkirakan terjadi bentrok serius antara pendukung dan penentang Morales. Para pendukung Morales marah karena pemimpin mereka ditekan untuk mundur. Personil kepolisian telah siap menggunakan peluru tajam. Kepala kepolisian menyatakan dia ingin mendapat dukungan militer.
"Ini sangat mengkhawatirkan. ADa banyak ketakutan dan kepanikan tadi malam. Saya pikir orang lain juga sama, jika tidak lebih takut malam ini," ujar seorang diplomat Barat di kota itu pada Reuters.
Sebagian besar kedutaan besar telah tutup dan para pegawai bekerja dari rumah. "Bahaya tidak membeda-bedakan siapa pun. Jadi orang dapat dengan mudah mengalami sesuatu," ungkap dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: