Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

150 Orang Tinggalkan Desa Mormon Meksiko, Ada Apa Ya?

150 Orang Tinggalkan Desa Mormon Meksiko, Ada Apa Ya? Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Albuquerque -

Lebih dari 100 anggota komunitas Mormon meninggalkan rumahnya di Meksiko utara setelah pembunuhan yang menewaskan sembilan orang. Sejak pembantaian pekan lalu yang menewaskan tiga ibu dan enam anak oleh tersangka anggota kartel narkoba, banyak keluarga keturunan Meksiko-Amerika Serikat yang meninggalkan La Mora. Wilayah pedesaan terpencil itu terletak di negara bagian Sonora.

"Sekitar 150 orang telah meninggalkan desa, mewakili sekitar 60% warga lokal," papar Taylor Langford, keluarga korban pada Reuters.

Baca Juga: Warganya Tewas di Perbatasan Meksiko, Trump: AS Siap Bantu Bersihkan Monster-monster

Beberapa orang meninggalkan desa itu sementara dan ada juga yang permanen. Namun hampir sebagian besar akan kembali jika keamanan sudah lebih baik.

"Ini menyedihkan, perasaan mengerikan bahwa pekerjaan seumur hidup kami, tabungan seumur hidup kami dapat diambil dari kami seperti itu," tutur Langford yang tumbuh besar di La Mora dan sekarang tinggal di Utah.

Langford besar di komunitas Mormon yang dibangun dari bawah selama tiga generasi. "Banyak dari kami berada di satu titik di mana kami akan meninggalkannya, kami akan meninggalkan ini semua untuk keselamatan keluarga kami," tutur dia.

Wanita dan anak dibunuh setelah ditembaki di jalan terpencil di timur La Mora yang terletak 130 km selatan perbatasan AS-Meksiko. Para korban ditembaki saat mengendarai tiga mobil menuju negara bagian Chihuahua. Tiga warga Meksiko yang bekerja bersama komunitas itu di La Mora menjelaskan, hanya empat dari 34 rumah yang masih dihuni saat ini. Mereka yang meninggalkan La Mora kini berada di AS bersama keluarga dan teman-temannya, atau di rumah kedua mereka.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: