Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKS Tetap Oposisi Sampai Jokowi Gak Jadi Presiden

PKS Tetap Oposisi Sampai Jokowi Gak Jadi Presiden Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya akan tetap menjadi oposisi hingga lima tahun kepemimpinan Presiden Jokowi di periode kedua.

Ia mengatakan keputusan untuk berada di luar pemerintahan tersebut juga telah diambil berdasarkan musyawarah Majelis Syura ke-8.

“Jadi jelas lah bagi kita semua dalam pengesahan dalam lembaga tertinggi partai ini maka PKS insyaallah akan tetap di luar pemerintahan Pak Jokowi selama lima tahun ke depan,” kata Sohibul di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).

Baca Juga: Jokowi Ditanya Rasanya Jadi Presiden: Enak Pusingnya!

Baca Juga: Gerindra Manuver Sodorkan Wagub, PKS Tak Tinggal Diam

Lanjutnya, ia menuturkan ada beberapa alasan mengapa PKS tetap mengambil sikap politik berada di luar pemerintahan. Pertama, menurut dia, PKS ingin menjaga kepantasan dalam demokrasi di mana harus terdapat partai penyeimbang.

“Rasanya aneh bila di negara yang sudah menetapkan bahwa sistem politiknya adalah demokrasi lalu semua jadi bagian dari pemerintah gak ada yang check and balances, masa gak ada penyeimbang. Dengan sikap ini justru PKS ingin selamatkan demokrasi Indonesia,” katanya.

Kedua, PKS ingin memberikan pelajaran politik, bahwa dalam pesta demokrasi akan ada pihak yang menang dan kalah.

Ia menuturkan PKS sebagai pendukung pasangan capres dan cawapres yang kalah dalam pilpres akan memberikan kesempatan kepada pihak yang menang untuk menjalankan pemerintahan.

Kemudian alasan ketiga yakni PKS menterjemahkan keinginan masyrakat yang sama halnya dengan mereka agar dalam berdemokrasi harus ada partai penyeimbang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: