Berkekuatan 271 Kiloton, Dahsyatnya Bom Hidrogen Korut Tercatat 17 Kali Bom Atom Hiroshima
Para ilmuwan menggunakan data dari satelit Jepang, Advanced Land Observing Satellite 2 (ALOS-2), untuk untuk mengukur perpindahan di permukaan Gunung Mantap, lokasi uji bom hidrogen terjadi.
Mereka menggunakan teknik yang disebut Synthetic Aperture Radar Interferometry (InSAR), yang menurut US Geological Survey (USGS) umumnya digunakan untuk secara akurat mengukur deformasi tanah yang terkait dengan gunung berapi, yang dapat membengkak sebelum meletus.
"Radar berbasis satelit adalah alat yang sangat kuat untuk mengukur perubahan di permukaan bumi, dan memungkinkan kami memperkirakan lokasi dan hasil uji coba nuklir bawah tanah," kata Sreejith dalam siaran pers yang dilansir Sputnik, Kamis.
Baca Juga: Negosiasi Nuklir di Stockholm Menemui Jalan Buntu, Korut Kecam Kebijakan AS
"Sebaliknya dalam seismologi konvensional, estimasi tidak langsung dan tergantung pada ketersediaan stasiun pemantauan seismik," tambahnya.
Satelit itu mengukur pergeseran permukaan gunung beberapa meter tepat di atas ledakan, yang juga menggerakkan sisi puncak Gunung Mantap sekira 0,5 meter.
Mereka memperkirakan ledakan bom itu sendiri terjadi sekitar 540 meter di bawah puncak, menciptakan rongga di dalam gunung dengan radius 66 meter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: