Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kompetitor Berat Starbucks di China Catat Peningkatan Laba dalam Angka Fantastis!

Kompetitor Berat Starbucks di China Catat Peningkatan Laba dalam Angka Fantastis! Kredit Foto: KrAsia
Warta Ekonomi, Surakarta -

Saingan berat Starbucks di China, Luckin Coffee, membukukan total pendapatan bersih senilai 1,54 juta renmibi (sekitar Rp3,1 miliar) pada kuartal III 2019, meningkat 540,2% dari tahun sebelumnya, melampaui perkiraan para analis.

Luckin telah mencapai titik impas (break even point) dengan laba operasi toko senilai 183,6 juta renmibi (sekitar Rp369 miliar), dibandingkan dengan kerugian senilai 126 juta renmibi (sekitar Rp253 miliar) di kuartal III tahun sebelumnya.

"Peningkatan jumlah pelanggan, meningkatnya frekuensi pembelian, dan lebih rendahnya biaya pengadaan berkontribusi terhadap pertumbuhan yang kuat," kata Pendiri dan CEO Luckin, Jenny Qian, dikutip dari KrAsia, Senin (18/11/2019).

Baca Juga: Luckin Coffee Mau Buka 10 Ribu Toko Hingga 2021, Lebihi Target Starbucks!

Menurutnya, pelanggan baru bertumbuh sekitar 8 juta tiap kuartal. Peingkatan jumlah kumulatif pelanggan yang bertransaksi didukung oleh bisnis Luckin Tea yang meluncur sejak Juli 2019.

Qian menyebutkan, "pendapatan dari produk bukan kopi meningkat, dari 31% pada 2018 menjadi 45% pada kuartal ketiga tahun ini, di mana Luckin Tea menyumbang 20%."

Namun, perusahaan masih membukukan kerugian bersih 531,9 juta renmibi, meningkat 18% dari 484,9 juta renmibi pada kuartal III 2018, namun lebih kecil 16% dibandingkan dengan 681,3 juta renmibi pada kuartal II 2019.

Kerugian bersih itu meningkat karena meningkatnya penjualan dan biaya pemasaran dari Luckin Tea dan produk baru lainnya, mencapai 557,7 jutarenmibi, meningkat 147,6% YoY. Meningkatnya biaya bahan, sewa toko, administrasi, dan operasi lainnya juga berkontribusi terhadap peningkatan kerugian bersih tahunan.

Targetkan 4.500 Toko Hingga Akhir 2019

Jumlah pendapatan Luckin Coffee di kuartal III didorong oleh percepatan ekspansi toko serta diversifikasi sumber pendapatan lewat produk bukan kopi seperti merek teh dan makanan ringan.

"Kami optimis akan menjadi pemain kopi terbesar di China pada akhir tahun ini," kata Chairman Luckin Coffee, Charles Lu.

Ambisi Luckin dalam merebut dominasi Starbucks di pasar China ditunjukkan dengan penambahan 717 toko baru sepanjang kuartal III, membuat startup berusia 3 tahun itu memiliki lebih dari  3.680 toko. Sementara itu, Starbucks membutuhkan 20 tahun untuk memiliki 4.124 toko di China pada September 2019.

Target ekspansi toko Luckin Coffee adalah melampaui jumlah toko milik Starbucks pada akhir 2019. "Kami menargetkan 4.500 toko pada akhir tahun ini," ujar CFO dan Chief Strategy Officer Luckin Coffee, Reinout Schakel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: