Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda dengan AS, Uni Eropa Sebut Permukiman Tepi Barat Adalah Ilegal

Beda dengan AS, Uni Eropa Sebut Permukiman Tepi Barat Adalah Ilegal Kredit Foto: Reuters/Francois Lenoir
Warta Ekonomi, Brussels -

Uni Eropa tetap pada pendiriannya yang menyebut permukiman Tepi Barat milik rezim Zionis adalah ilegal. Pernyataan itu berdasar pada aktivitas pembangunan tersebut dilakukan di atas wilayah Palestina dan mengancam perdamaian yang dicita-citakan.

"Uni Eropa menyerukan Israel untuk mengakhiri semua aktivitas penyelesaian, sejalan dengan kewajibannya sebagai kekuatan pendudukan," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Selasa (19/11/2019).

Pernyataan itu disampaikan sebagai respons dari posisi Amerika Serikat (AS) yang mengatakan bahwa pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki bukanlah kegiatan yang bertentangan dengan hukum internasional.

Baca Juga: Tak Acuhkan Palestina, AS Bela Zionis soal Permukiman di Tepi Barat

Pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tersebut secara efektif menunjukkan dukungan AS terhadap hak Israel untuk membangun pemukiman Yahudi di tanah Palestina.

Permukiman itu adalah komunitas yang didirikan oleh Israel di tanah yang diduduki dalam perang Timur Tengah 1967. Pemukiman-pemukiman itu telah lama menjadi sumber perselisihan antara Israel dan komunitas internasional, dan Palestina.

UE bukan satu-satunya pihak yang menyampaikan reaksi keras atas keputusan AS tersebut. Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi memperingatkan langkah itu akan memiliki "konsekuensi berbahaya" pada peluang perdamaian di Timur Tengah.

Sedangkan dari dalam negeri AS sendiri, Senator Vermont dan calon presiden dari Partai Demokrat, Bernie Sanders dalam sebuah tweet mengatakan bahwa dengan keputusan mendukung pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki itu Trump telah "mengisolasi Amerika Serikat dan melemahkan diplomasi dengan menjadi kaki tangan basis ekstremisnya".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: