Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Agar Lari Makin Kencang, Bos Bursa Bakal Keluarkan Lagi Insentif Bagi Produk ETF

Agar Lari Makin Kencang, Bos Bursa Bakal Keluarkan Lagi Insentif Bagi Produk ETF Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya pendalaman pasar reksa dana saham (ETF) dengan me-review dan merumuskan sejumlah kebijakan terkait potensi-potensi pemberian insentif bagi pengembangan pasar ETF.

 

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyatakan bahwa pada tahun 2020 BEI akan mengupayakan optimalisasi transaksi ETF di pasar sekunder dan berencana mengubah maximum price movement untuk instrumen investasi ini. "Upaya ini juga akan melibatkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Manajer Investasi, Dealer Partisipan dan pihak terkait lainnya," kata Inarno di Jakarta, Rabu (20/11).

 

Baca Juga: Industri Pengelolaan Investasi Lompat Dua Kali Lipat, Ini Produk yang Diganderungi

 

Ia pun menyebutkan bila salah satu insentif yang baru saja dikeluarkan BEI, antara lain memberikan pembebasan biaya transaksi Dealer Partisipan mulai September 2019. Bursa optimis dengan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, produk ETF dapat lebih berkembang di pasar modal Indonesia di masa mendatang. 

 

Inarno mengungkapkan, penghapusan levy fee untuk instrumen ETF bertujuan untuk meningkatkan transaksi di pasar sekunder. Namun demikian, Inarno masih enggan menjelaskan terkait potensi penghapusan biaya pencatatan (listing fee) ETF.

 

"ETF merupakan salah satu produk investasi yang banyak diminati oleh investor retail dan institusional, karena return yang ditawarkan dan keunggulan lainnya sebagai alat investasi yang efisien dan praktis," tegasnya.

 

Baca Juga: Produk ETF Makin Digemari, IndoPremier Sekuritas Lakukan Ini

 

Di kawasan ASEAN, saat ini Indonesia menempati posisi pertama dari sisi jumlah produk ETF berbasis local index, sedangkan dari sisi total jumlah produk ETF, Indonesia menempati posisi kedua setelah Singapura yang memiliki 51 ETF.

 

"Semakin banyaknya pelaku pasar yang masuk ke pasar ETF saat ini juga mencerminkan keyakinan pasar akan potensi pertumbuhan produk ETF sebagai salah satu alternatif produk investasi bagi investor di Pasar Modal Indonesia, baik kalangan ritel maupun institusi," tutur Inarno. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: