Pemerintah China mengecam tegas tindakan AS perihal pengesahan UU HAM dan Demokrasi Hong Kong. Seperti yang diwartakan Reuters, UU yang telah disahkan parlemen AS tersebut akan segera diteruskan ke Donald Trump. Jika Trump benar-benar, membubuhkan tanda tangan di UU HAM dan Demokrasi Hong Kong, sudah pasti perang dagang akan semakin tak karuan.
Baca Juga: Bahaya! Langkah Trump Mengundang Bahaya Buat Damai Dagang, China: Kami Mengutuk dan Menentang!
Dengan begitu, tidak mengherankan jika pelaku pasar semakin anti dan menjauh dari aset-aset berisiko dari negara berkembang, termasuk rupiah. Kala pembukaan pasar spot Jumat (22/11/2019), rupiah stagnan di level Rp14.088 per dolar AS.
Namun, seiring dengan tekanan jual yang makin marak, rupiah berbalik terdepresiasi dan bahkan menjadi salah satu mata uang terburuk di Asia dan dunia. Hingga pukul 10.2 WIB, rupiah terkoreksi-0,09% ke level 14.100 per dolar AS.Langkah rupiah semakin berat ketika harus terkoreksi di hadapan dolar Australia (-0,10%), euro (-0,13%), dan poundsterling (-0,13%).
Baca Juga: Perang Dagang Menggila, Rupiah Bye-Bye!
Sementara itu, mata uang Benua Kuning juga tak mau ketinggalan menyerang rupiah. Alhasil, kini rupiah menjadi mata uang terlemah kedua di Asia setelah baht (+0,04%). Rupiah kini terkoreksi di hadapan dolar Taiwan (-0,11%), Yuan (-0,10%), Yen (-0,07%), dan dolar Hong Kong (-0,06%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: