Upaya kedua, menurut dia, sekolah harus mengoptimalkan fungsi bimbingan konseling dan memiliki deteksi dini psikososial anak.
"Ini adalah upaya mencegah terulangnya kasus yang sama," sebut Illiza.
Kemudian siswa pelaku penusukan itu, kata dia, harus mendapat rehabilitasi psikososial anak.
"Sebagai upaya recovery anak yang masih memerlukan perhatian seluruh pihak, sebelum melanjutkan sekolah," pungkasnya.
Baca Juga: Pelajaran untuk Indonesia, Gara-Gara Utang dari China, Aset Kenya Terancam
Illiza menekankan pentingnya mewujudkan pendidikan berbasiskan pada nilai-nilai agama, karakter dan peradaban bangsa di semua tingkatakan pendidikan mulai dari SD hingga SMA, untuk mencegah aksi kekerasan seperti itu terulang.
Sebagaimana diketahui siswa berinisial CB menusuk gurunya Wening Pamudji di Srandakan, Bantul, pada Rabu (20/11/2019). Sang siswa masuk ke kamar gurunya itu lalu menghujamkan senjata tajam ke korban hingga luka dan harus dirawat di rumah sakit.
Penusukan itu diduga kuat karena CB terlalu mencintai gurunya yang sudah bersuami itu. Sialnya, cinta CB bertepuk sebelah tangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: