Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Marah Besar! Bola Panas Ada di Tangan Trump!

China Marah Besar! Bola Panas Ada di Tangan Trump! Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjuk ke poster "Selamat Natal" di panggung saat ia tiba untuk memberikan pidato tentang reformasi pajak di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat, Rabu (29/11). | Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Jakarta -

Emosi China terhadap AS sudah sampai ke ubun-ubun. Dalam pertemuan menteri luar negeri G20 di Nagoya, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengungkapkan kemurkaannya dengan menyebut AS sebagai sumber instabilitas dunia.

Melansir dari VOA Indonesia, Wang menilai AS telah mencampuri urusan dalam negeri China secara berlebihan, terutama soal insiden unjuk rasa serta UU HAM dan Demokrasi Hong Kong.

"Amerika Serikat terlibat secara luas dalam unilateralisme dan proteksionisme, dan merusak multilateralisme dan sistem perdagangan multilateral. Itu telah menjadi faktor destabilisasi terbesar di dunia," tegas Wang dikutip pada Senin (25/11/2019). 

Baca Juga: Bahaya! Langkah Trump Mengundang Bahaya, China: Kami Mengutuk dan Menentang!

Bukan hanya itu, Wang juga mengatakan AS telah melakukan intimidasi untuk tujuan politik, "Amerika Serikat, untuk tujuan politik, menggunakan mesin negara untuk menekan bisnis-bisnis China yang sah dan tanpa dasar mengajukan tuntutan terhadap mereka. Dan hal tersebut adalah tindakan intimidasi."

Atas dasar hal itu, Presiden China, Xi Jinping, pun akhirnya ikut berkomentar. Xi mengatakan, pihaknya sellau berusaha untuk mencapai kesepakatan dagang tahap I dengan AS. Namun, ia juga tidak menampik akan melakukan perlawanan jika dibutuhkan. 

"Kita ingin bekerja dalam pembicaraan perdamaian fase pertama dengan dasar saling menghormati dan persamaan. Namun, ketika dibutuhkan, kita akan melawan balik," tegasnya. 

Baca Juga: Angkat Tangan Soal Kesepakatan Dagang Trump-Xi Jinping, China Siap untuk Skenario Terburuk!

Asal tahu saja, kemarahan China kembali tersulut ketika parlemen AS mengesahkan UU HAM dan Demokrasi Hong Hong Kong. UU tersebut tak ubahnya seperti bola panas yang dalam sekejap dapat menghanguskan segala kemajuan negosiasi dagang AS-China.

Dan, bola panas itu kini berada di tangan Donald Trump. Apakah Trump memilih untuk menyelamatkan Hong Kong dari isu kemanusiaan atau memilih untuk menyelamatkan perjanjian dagang dengan China.

"Saya berdiri dengan Hong Kong, tapi saya juga berdiri untuk Presiden Xi... Saya mendukung semua hal yang ingin kami lakukan (parlemen AS). Tapi, kami juga sedang dalam proses membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah," jelas Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: