Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sebab Indonesia tidak kunjung mengalami musim hujan, sekali pun 2019 dalam satu bulan lagi akan berakhir.
Menurut Deputi Klimatologi BMKG Adi Ripaldi, dua fenomena, yaitu el niño dan dipole mode, menjadi sebab musim kering terus berlangsung di sebagian besar wilayah di Tanah Air.
"Di tahun ini di semester satu 2019, kita ada el niño walaupun lemah. Julinya netral. Ada juga gangguan kedua namanya dipole mode," ujar Adi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Baca Juga: Siaga! Semua Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Ekstrem hingga Puting Beliung
Adi menyampaikan, dipole mode atau anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia membuat suhu perairan di Indonesia dingin. Kondisi itu berdampak kepada berkurangnya juga pembentukan awan yang membuat intensitas hujan mengecil.
"Laut dingin menyebabkan baliknya angin musim kita juga terlambat," ujar Adi.
Adi juga mengemukakan, dampak serupa terjadi akibat el niño atau anomali angin dan suhu air di belahan timur Samudera Pasifik. Saat ini, baru 16 persen wilayah Indonesia yang mengalami musim hujan dan musim hujan secara merata diperkirakan baru berlangsung mulai Februari dan Maret 2019.
"Dua faktor ini, suhu laut kita yang dingin, dan angin musimnya yang terlambat, yang membuat awal musim hujan kita terlambat," ujar Adi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti