Klaim Gak Membahayakan, Komunitas Vapers Rontgen Bersama dan Hasilnya...
Bahkan menurut Andi, jika di beberapa negara sudah melakukan pelarangan, bukan berarti vape buruk bagi kesehatan. Hal demikian bisa dilihat dari beberapa negara maju.
"Terbukti di Inggris yang sudah melakukan penelitian, malah negara tersebut menganjurkan penggunanya untuk beralih ke vape dan ini dapat dilihat di pernyataan studi terbaru yang dirilis oleh Journal of The American College of Cardiology pada 15 November 2019 menunjukkan kebiasaan vaping pada pria dan wanita serta dampaknya untuk kardiovaskular," sambungnya.
Jurnal berjudul 'Cardiovascular Effects of Switching From Tobacco Cigarettes to Electronic Cigarettes' telah menunjukkan dampak vaskular awal peralihan dari rokok tembakau ke rokok elektrik (vape) pada perokok kronis yang sejauh ini belum banyak diketahui.
Baca Juga: APVI: Jangan Asal Larang Vape, Kaji Dulu!
"Dalam penelitian jurnal tersebut, para penulis melakukan percobaan prospektif, percobaan kontrol secara acak berdasarkan preferensi non-acak paralel. Penelitian menyasar pada perokok kurang-lebih 18 tahun dan merokok sekitar 15 batang per hari selama kurang-lebih 2 tahun dan terbukti bebas dari penyakit kardiovaskular," terangnya.
Andi berharap melalui kegiatan rontgen serentak, masyarakat juga mendapatkan edukasi untuk dapat mengetahui sisi baik dan sisi buruk penggunaan vape, sekaligus juga dapat mencegah penyalahgunaan vape di Indonesia.
"Kami bergerak melalui kegiatan-kegiatan seperti ini agar masyarakat lebih sadar akan kesehatan, karena seperti halnya sisi baik, juga ada sisi buruk penggunaannya, misalnya saja penyalahgunaan narkoba melalui media vape," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: