Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak ingin melihat Partai Golkar panas dan pecah lantaran perebutan kursi pemimpin. Sebab, menurut Jokowi, hal ini akan membuat politik nasional ikut panas.
Hal tersebut sekaligus menyinggung soal kompetisi memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar antara Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo.
"Kalau Golkar panas, perpolitikan nasional ikut panas. Sebetulnya juga enggak apa-apa, tapi kalau ada jalan persaudaraan, kerukunan, mengapa pilih yang panas-panas?" ucapnya, dalam pembukaan Munas Partai Golkar, di Jakarta, Selasa (3/12).
Baca Juga: 6 Menteri Jokowi Bandel Belum Lapor LHKPN, Ini Reaksi KPK
Baca Juga: Faksi Bamsoet Dirangkul Airlangga, Golkar Jadi Damai
Sambungnya, "Kalau Golkar ini pecah, jadi partai baru lagi. Itu kekhawatiran saya. Golkar partai besar, jadi aset besar negara Indonesia," lanjut dia.
Menurut dia, negara saat ini butuh stabilitas politik terutama untuk menjaga perekonomian. Ia menegaskan, tak ingin Indonesia menjadi Hongkong ataupun Chile yang ekonominya bergejolak akibat politiknya.
"Kalau stabilitas politik goyang sedikit, sangat berbahaya; enggak ada investasi kalau stabilitas politik enggak baik," ucapnya.
Diketahui, Bamsoet mundur dari pencalonan pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Langkah tersebut diambil setelah bertemu dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan serta pesaingnya Airlangga Hartanto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil