Dengan terkoneksinya AWR di seluruh wilayah, kata Fadjry, pemerintah pusat akan lebih mudah memantau kegiatan pembangunan pertanian di daerah. Untuk mempermudah pemantauan, setiap AWR di daerah akan dipasang kamera yang dilengkapi teknologi pencitraan.
"Bisa dibayangkan betapa besarnya big data yang kita miliki. Dengan kamera pencitraan berkualitas tinggi, kita bisa mengetahui berapa luas tanah. Kita juga bisa memprediksi pupuk yang dibutuhkan dan luas tanam. Akurasinya cukup bagus dan kita bisa memantau menit per menit," ucapnya.
Konsep AWR ini juga terintegrasi dengan program Konstra Tani. Program yang merupakan kependekan dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian itu merupakan gebrakan lainnya dari Syahrul. Konstra Tani sebagai pasukan khusus di tingkat kecamatan terdiri dari penyuluh-penyuluh. Di tingkat kecamatan akan berbentuk Konstra Tani, di kabupaten ialah Konstra Daerah dan di provinsi berupa Konstra Wilayah dan di pusat bernama Konstra Nasional.
Baca Juga: Mentan Syahrul Minta IPB Kawal Pembangunan Pertanian
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan saat ini pihaknya sudah mulai menggerakkan Konstra Tani yang tersebar di 34 provinsi Indonesia.
"Tahun 2019 ini, kita menggarap 534 Konstra Tani, terdiri dari 34 Konstra Wilayah, 100 Konstra Daerah, dan 400 Konstra Tani di tingkat kecamatan. Saat ini prosesnya sedang berjalan," ujar Dedi.
Sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Syahrul, semua AWR di semua wilayah sudah harus tersambung dengan AWR yang bertempat di kantor pusat Kementan pada akhir Januari 2020 mendatang.
"Untuk mengejar target tersebut, kami sedang mempersiapkan peralatan-peralatannya. Selain itu, pelatihan bagi para penyuluh juga sedang berjalan sehingga nantinya mereka bisa memanfaatan peralatan secara maksimal, dan juga mengelola statistik pertanian," jelas Dedi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: