PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) menyatakan keoptimisannya pasca melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), pihaknya bakal mampu meraih laba bersih di tahun 2020 mendatabg sebesar Rp110 miliar yang didukung oleh keputusan pembayaran utang ke Bank Nord/LB dan rencana memacu ekspor ke Jepang.
"Profit kami di tahun depan Rp110 miliar, sedangkan Pendapatan di 2020 sebesar Rp800 miliar," kata President Director Indonesia Fibreboard Industry, Heffy Hartono di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12/2019).
Heffy juga mengungkapkan bahwa, proyeksi perolehan laba bersih tersebut akan ditopang oleh peningkatan ekspor yang selama ini lebih besar ke pasar Selandia Baru.
Baca Juga: Baru Gabung ke Bursa, Saham IFII Diburu Investor
"Secara ekonomi global, ada perang bisnis. Kami mencari cara untuk meningkatkan ekspor ke Jepang. Pasar produk kayu di Jepang masih menjadi pasar yang bagus. Indonesia baru masuk ke pasar kayu Jepang sebesar 7 persen," ucapnya.
Nah, guna menopang rencana peningkatan ekspor tersebut, dikatakan dia kalau Perseroan akan menambah kapasitas produksi sebesar 10 persen menjadi 275 ribu kubik per tahun.
Heffy menjelaskan, upaya dalam mendorong kapasitas produksi akan memanfaatkan dana hasil IPO sebagai anggaran belanja modal maupun modal kerja.
Seperti diketahui, perusahaan bidang industri medium density fibreboard (MDF) tersebut telah melakukan IPO dengan melepas saham sebanyak 1,41 miliar lembar dengan harga pelaksanaan Rp105 per saham. Sehingga, pada aksi korporasi ini IFII mampu meraup dana publik sebesar Rp148,26 miliar.
Baca Juga: Ekspansi Bisnis, TransNusa Gandeng Perusahaan Negeri Tirai Bambu
Rencananya, sebesar 64 persen dari dana hasil IPO memang akan digunakan untuk pelunasan seluruh sisa pokok utang dan bunga berjalan pada Bank Nord/LB. Sedangkan, sebesar 18 persen untuk pelunasan sisa uang muka belanja modal (capex) dan sisanya akan dimanfaatkan untuk modal kerja IFII.
"Kami akan tetap menjalankan yang eksisting dan lebih fokus ke Jepang yang banyak peminatnya. Dengan fokus kami ke Jepang, maka akan meningkatkan komposisi ekspor lebih dari 74 persen. Kami tetap melihat bagaimana yang lebih menguntungkan," pungkas Heffy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: