Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Polemik di SEA Games 2019 Filipina

4 Polemik di SEA Games 2019 Filipina Kredit Foto: Laman resmi SEA Games

2. Makanan untuk para atlet

Dampak dari masalah kali ini paling dirasakan oleh atlet Muslim. Komisi Muslim Nasional Filipina mengklaim bahwa PHISGOC telah mengabaikan rekomendasi mereka untuk membantu dalam pelayanan makanan bersertifikat halal serta penyediaan ruang salat terpisah yang dilengkapi dengan kiblat untuk delegasi Muslim.

Alhasil, saat gelaran SEA Games 2019 telah digelar, beberapa atlet Muslim pun mengeluhkan kondisi tersebut. Salah satu keluhan datang dari kontingen Singapura yang akhirnya mengeluarkan surat kepada PHISGOC tentang kurangnya pilihan makanan halal.

Para atlet dan ofisial dari Singapura justru diberi makanan khas Filipina yang berisi daging babi, yakni kikiam.

PHISGOC sendiri disebut tidak membuat tidak penjelasan yang rinci untuk membedakan makanan halal dan nonhalal. Alhasil, kontingen Malaysia pun akhirnya memutuskan untuk menyiapkan makanan sendiri setelah tuan rumah gagal menjamin makanan halal akan disajikan selama acara.

Baca Juga: Hendra/Ahsan Sukses Lewati Hadangan Pertama di BWF Tour Finals 2019

Selain makanan yang tidak halal, PHISGOC juga dinilai kurang memerhatikan kandungan gizi dalam menyuguhkan makanan kepada para peserta SEA Games 2019. Beberapa gambar makanan yang disediakan PHISGOC pun beredar luar di media sosial. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa PHISGOC hanya menyediakan kikiam dengan nasi dan telur untuk sarapan.

3. Infrastruktur

Selanjutnya, kontroversi yang tak kalah menarik perhatian adalah terkait infrastruktur di SEA Games 2019. Sembilan hari jelang dimulainya SEA Games 2019, pihak penyelenggara diketahui belum selesai mempersiapkan infrastruktur.

Hal ini terjadi karena keterlambatan pemberian tagihan pengeluaran yang berisi anggaran SEA Games di Kongres Filipina, yang pada akhirnya menunda proses pengadaan dari pemerintah. Kondisi ini membuat beberapa laga pun akhirnya digelar dalam kondisi infrastruktur yang masih belum lengkap. Hal tersebut turut terjadi dalam penyelenggaraan laga pertama di sepakbola putra.

Laga yang mempertemukan Malaysia dan Myanmar di Stadion Memorial Rizal pada 25 November 2019 itu akhirnya digelar tanpa adanya perabotan. Pihak dari Timnas Malaysia pun menyebut bahwa ruang ganti masih dalam renovasi. Laga yang mempertemukan dua tim ini pun harus digelar tanpa papan skor utama di stadion.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: