Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diduga Angkut Material Terlarang, AS Jatuhkan Sanksi untuk Maskapai dan Jaringan Pelayaran Iran

Diduga Angkut Material Terlarang, AS Jatuhkan Sanksi untuk Maskapai dan Jaringan Pelayaran Iran Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) terapkan sanksi baru pada maskapai terbesar Iran, Mahan Air, dan jaringan pelayaran ESAIL yang dituduh mengangkut bantuan mematikan dan senjata proliferasi perusak massal.

Sanksi baru itu muncul hanya beberapa hari setelah pertukaran tahanan antara musuh lama itu pada akhir pekan lalu. Pertukaran tahanan itu merupakan kerja sama langka sejak ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir Iran 2015.

Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menargetkan ESAIL Shipping Company yang berbasis Shanghai.

Baca Juga: PBB Tak Bisa Konfirmasi Rudal Milik Iran Serang Kilang Minyak Arab Saudi

"Perusahaan itu diketahui mengangkut material terlarang dari Organisasi Industri Dirgantara Iran yang mengawasi semua industri rudal Iran," papar Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo, dilansir Reuters.

Sanksi terhadap ESAIL dan tambahan sanksi pada Islamic Republic of Iran Shipping Lines akan berlaku pada Juni 2020. Jaringan pelayaran Iran yang terlibat penyelundupan bantuan mematika ndari Iran ke Yaman atas nama Korp Garda Revolusi Islam (IRGC) dan sayap paramiliter asing elit serta spionase Pasukan Quds juga masuk dalam daftar hitam AS.

Sanksi baru diterapkan pula pada Mahan Air dan tiga agen penjualan umum karena dituduh terlibat dalam proliferasi senjata perusak massal.

Baca Juga: Azari Jahromi: Iran Sukses Gagalkan Serangan Siber Skala Besar

"Ini memperluas sanksi kontraterorisme yang diterapkan pada 2011 atas dukungan yang diberikan pada pasukan IRGC," ujar Pompeo.

"Program itu termasuk menyedot dana dari rakyat Iran yang ditekan, dan mereka menambah kampanye teror dan intimidasi rezim di dalam negeri dan penjuru dunia," kata Pompeo.

Juru bicara misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa Alireza Miryousefi mengecam sanksi baru itu. "Rakyat Iran tak pernah bisa dibodohi oleh air mata buaya AS," tweet Miryousefi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: