Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lagi Genting, Negara Ini Siap Terima Bantuan Militer dari Rezim Erdogan

Lagi Genting, Negara Ini Siap Terima Bantuan Militer dari Rezim Erdogan Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Istanbul -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memberikan dukungan militer dan melindungi hak-hak Libya. Erdogan beralasan bahwa bantuan tersebut keluar setelah Ankara dan Tripoli menandatangani perjanjian keamanan.

"Kami akan melindungi hak-hak Libya dan Turki di Mediterania Timur," katanya di Al Haber TV.

"Kami lebih dari siap untuk memberikan dukungan apa pun yang diperlukan untuk Libya," lanjut Erdogan, Minggu (15/12/2019), seperti dikutip dari Reuters.

Erdogan masih memperingatkan pihak-pihak yang berpotensi memperkeruh situasi di Libya.

Baca Juga: Berani Nih, Mantan PM Turki Perkenalkan Partai Baru buat Tantang Erdogan

“Khalifa Haftar, yang memimpin pasukan di Libya timur, bukan pemimpin yang sah dan merupakan perwakilan dari struktur ilegal," kata Erdogan setelah bertemu di Istanbul dengan Fayez al-Sarraj, Perdana Menteri Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya.

Akhir bulan lalu, Ankara dan Tripoli menandatangani perjanjian keamanan dan militer yang diperluas dan secara terpisah meneken sebuah memorandum tentang batas-batas laut yang dikatakan Yunani melanggar hukum internasional. Sementara perjanjian maritim telah dikirim ke PBB untuk persetujuan, kesepakatan militer telah disampaikan kepada parlemen Turki.

Kemungkinan untuk mengirim "pasukan reaksi cepat" jika diminta oleh Tripoli juga akan segera dimintai persetujuannya di Parlemen Turki. "Parlemen akan mulai berlaku setelah persetujuan," Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu. Tidak jelas kapan pemungutan suara akan dilakukan di parlemen yang dikendalikan oleh Partai AK yang berkuasa.

Baca Juga: Erdogan Ajak 57 Negara OKI Lawan Israel

Sementara di Libya, beberapa hari setelah Haftar mendeklarasikan pertempuran "final" dan menentukan bagi Tripoli, pertempuran sengit berlangsung selama 24 jam antara pasukannya dan milisi yang bersekutu dengan pemerintah yang diakui secara internasional.

Pertempuran itu terjadi setelah Haftar, pemimpin LNA, mengatakan "nol jam" pertempurannya untuk Tripoli telah dimulai, hampir delapan bulan setelah ia mulai ofensif untuk mengambil ibu kota dari GNA, yang didukung oleh PBB.

Kantor media LNA berbagi gambar bala bantuan yang tiba di Tripoli, termasuk pasukan darat dan truk pick-up dengan senapan mesin yang dipasang dan bentrokan di bagian selatan kota. Pasukan Haftar mengambil alih kota al-Tawghaar, tepat di selatan Tripoli, kata LNA.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: