Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usai Salat Jumat, Teriakkan 'Ganti Modi' Demonstran Mengudara di Langit India

Usai Salat Jumat, Teriakkan 'Ganti Modi' Demonstran Mengudara di Langit India Kredit Foto: Techcrunch
Warta Ekonomi, New Delhi -

Teriakan "Ganti Modi" memenuhi udara setelah salat Jumat di Masjid Jama saat demonstran berpawai menuju pusat New Delhi. Unjuk rasa itu digelar untuk mengecam Undang-undang (UU) kewarganegaraan yang dianggap diskriminatif pada Muslim.

Meski unjuk rasa di ibu kota India itu berlangsung damai, kepolisian mengusir sekitar 100 demonstran di parlemen. Berbagai unjuk rasa lainnya terus digelar sejak pekan lalu hingga memicu kerusuhan dan menewaskan tujuh orang.

Kepolisian di kota Mangaluru menerapkan jam malam tiga hari sejak Jumat (20/12) setelah dua orang tewas selama unjuk rasa.

Baca Juga: Tolak UU Kontroversial, Ratusan Orang di India Ditahan Polisi

Di Uttar Pradesh, otoritas memblokir internet untuk mencegah penyebaran seruan unjuk rasa. Kantor berita NDTV menayangkan satu mobil van polisi dibakar dan para petugas keamanan mengejar demonstran yang melemparkan batu dan tongkat kayu.

Penolakan terhadap UU itu menjadi unjuk rasa terbesar sejak Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi terpilih pada 2014. UU baru itu memudahkan warga minoritas non-Muslim dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan yang menetap di India sebelum 2015 untuk mendapat kewarganegaraan India. Namun, aturan itu tidak berlaku bagi Muslim dari tiga negara tersebut.

"Kami akan berjuang hingga UU ini dicabut. Kami tidak akan mundur," tegas Shamim Qureishi, 42, yang meneriakkan slogan-slogan di luar masjid.

Pengunjuk rasa menganggap UU itu diskriminatif dan melanggar konstitusi sekuler India. Unjuk rasa itu juga diikuti oleh warga India dari keyakinan lain, termasuk Dalit, komunitas yang berada di kasta terendah dalam sistem kasta India.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: