Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OPM Klaim Bunuh 13 Prajurit, TNI: Tidak Benar!

OPM Klaim Bunuh 13 Prajurit, TNI: Tidak Benar! Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

TNI membantah pernyataan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Gusby Waker yang mengklaim pihaknya berhasil membunuh 13 prajurit TNI dalam kontak tembak selama 12 jam di Utigapa. Pernyataan tersebut tak benar dan dianggap propaganda Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.

Kapuspen TNI, Mayjend TNI Sisriadi, mengatakan bahwa di era digital institusi TNI tak mungkin menutup-nutupi informasi. Ia menegaskan TNI bukan organisasi liar seperti KKB. Kata dia, TNI adalah organisasi besar yang dikelola dengan sistem manajemen modern yang terpadu.

Baca Juga: TNI-Polri Teguhkan Jaga Stabilitas dan Kekayaan Negara 

"Data individu personel TNI dicatat secara tertib. Perubahan data dilakukan secara periodik sehingga pimpinan TNI dapat mengetahui kondisi setiap prajurit yang termutakhir (up to date)," kata Sisriadi dalam keterangannya, Minggu (22/12/2019).

Dia menambahkan, data yang terus diperbarui tersebut meliputi data pribadi dan data keluarga. Lalu, pangkat, Nomor Registrasi Prajurit (NRP), pendidikan, jabatan, data penugasan, serta data lainnya.  Begitupun data riwayat kesehatan yang juga tercatat dengan rapi.

"Apabila seorang prajurit meninggal dunia, datanya dicatat untuk proses pengurusan pembayaran hak-hak ahli waris serta untuk keperluan penyusunan sejarah dan doktrin," katanya.

Menurut Sisriadi, setiap pimpinan TNI di semua tingkatan tak mungkin menyembunyikan data prajuritnya yang meninggal dunia. Hal ini baik di asrama, di rumah sakit, apalagi prajurit yang gugur di medan tugas pertempuran. Berbeda dengan KKB di Papua yang sangat mungkin menyembunyikan data.

"Kalau KKB, sangat mungkin menyembunyikan data tentang anggota mereka. Sebagaimana kita ketahui bersama, mereka adalah organisasi liar yang tidak punya data keanggotaan, asal-usul, dan keluarganya tidak jelas," ujarnya.

Sisriadi juga mengatakan, OPM bisa saja menyembunyikan identitas anggota yang tewas dalam kontak dengan Satgas Penegakan Hukum. Namun, manuver KKB selalu menuduh Satgas Penegakan Hukum membantai rakyat jika ada anggota mereka yang terbunuh dalam kontak senjata. Opini itulah yang selalu mereka ulang-ulang.

"Dapat dipastikan bahwa pernyataan Gusby Waker tentang korban TNI oleh KKB adalah berita bohong dan merupakan bentuk propaganda. Kalau ada media yang memublikasikan kebohongan itu tanpa konfirmasi ke institusi TNI, profesionalitas jurnalistiknya patut dipertanyakan," ujarnya.

Fakta yang sebenarnya, lanjut Sisriadi, adalah puluhan anggota OPM yang tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Penegakan Hukum tidak bisa terlaporkan karena tidak bisa diidentifikasi.

"Negara masih membuka pintu lebar-lebar bagi anggota KKB yang mau menyerahkan diri secara damai seperti rekan-rekannya yang sudah turun dan ikut membangun keluarga, bangsa, dan negara," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: