Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Nataru, Stok Daging Ayam Melimpah, Gimana dengan Daging Sapi, Telur, dkk?

Jelang Nataru, Stok Daging Ayam Melimpah, Gimana dengan Daging Sapi, Telur, dkk? Kredit Foto: Kementan

"Perintisan pabrik olahan telur ini diharapkan dilakukan oleh para pelaku usaha perunggasan yang besar dan perusahaan integrator sebagai kontribusi nyata dalam mendukung upaya peningkatan ekspor," sambungnya.

Lanjut Syamsul menuturkan berdasarkan perhitungan kebutuhan dan ketersediaan untuk daging sapi, pada tahun 2019 ini kebutuhan nasional untuk daging sapi diperkirakan sekitar 686.271 ton dengan asumsi konsumsi sebesar 2,56 kg/kapita/tahun. Adapun ketersediaan daging sapi berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 404.590 ton yang dihasilkan dari 2.02 juta ekor sapi yang dipotong. 

Berdasarkan data tersebut, sambung Syamsul, masih diperlukan tambahan sebanyak 281.681 ton yang dipenuhi melalui impor, yakni impor sapi bakalan setara 99.980 ton, impor daging sapi 92.000 ton, dan daging kerbau 100.000 ton. Dari impor tersebut ada buffer stock sebanyak 10.299 Ton.

"Adapun khusus untuk Desember 2019 ini, kita masih ada stok 75.735,76 ton yang terdiri dari stok daging sapi lokal, stok sapi bakalan di feedlotter, stok daging dan jeroan di gudang importir, stok daging kerbau di Bulog, dan stok daging sapi tambahan di Berdikari. Dengan kebutuhan daging sebesar 56.538 Ton, maka pada Desember 2019 ini masih ada surplus sebesar 19.197,76 ton," sebutnya.

Dengan data-data tersebut, Syamsul menegaskan pihaknya meyakini, sampai akhir tahun 2019 dan memasuki tahun 2020, stok pangan asal hewan dalam kondisi yang mencukupi dan harga dapat dijaga stabil. Sebab Indonesia sudah mandiri dalam penyediaan protein hewani dalam negeri. 

"Contohnya kebutuhan daging ayam dan telur ayam ras sepenuhnya merupakan produksi dalam negeri, bahkan masih ada surplus. Namun memang untuk daging sapi ketersediaannya masih memerlukan dukungan dari luar," tegasnya.

Namun demikian, terkait daging, Syamsul meyakini bahwa dengan program pengembangan sapi yang dilaksanakan pemerintah saat ini, swasembada daging sapi dapat tercapai pada tahun 2026. Untuk pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional, pemerintah berkomitmen untuk terus mengakselerasi peningkatan populasi dan produktivitas sapi dengan Program Sikomandan (Sapi-Kerbau Komoditas Andalan Negeri) yang akan segera diluncurkan. 

"Pemerintah juga terus melakukan pembenahan tata niaga ternak dan daging sapi melalui penguatan kelembagaan peternak sapi lokal dalam pemasaran melalui koperasi peternak, pemanfaatan kapal ternak, serta pembangunan holding ground untuk kelancaran distribusi sapi dan daging sapi," jelasnya.

Syamsul menambahkan upaya pemerintah dalam menjaga ketersediaan serta stabilitas harga pangan memperhatikan beberapa aspek penting yakni kecukupan stok, distribusi, dan kenaikan permintaan. Kementan selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, untuk melakukan penghitungan supply-demand bahan pangan pokok asal hewan(daging sapi/kerbau, daging ayam dan telur) secara periodik melalui Rapat Koordinasi Teknis yang dikoordinir Kemenko Perekonomian bersama Kemendag, Kemenperin, dan BPS

“Kami berharap ketersediaan stok pangan asal hewan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) yang cukup dan harga stabil, maka masyarakat dapat merayakan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dengan sukacita,” pungkas Syamsul.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: