Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Lho Saham Gorengan yang Buat Jiwasraya Rugi

Ini Lho Saham Gorengan yang Buat Jiwasraya Rugi Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jiwasraya menanggung kerugian karena telah salah memilih saham sebagai bagian dari portofolio investasinya.

Direktur Utama (Dirut) Hexana Tri Sasongko mengungkapkan sebelum dirinya menjabat, PT Asuransi Jiwasraya (persero) berinvestasi secara sembrono. Saham gorengan dipilih semata karena tergiur dengan potensi keuntungannya tanpa memerhatikan risiko besar yang ditimbulkannya.

Baca Juga: Akhirnya PSI Bersuara Soal Skandal Jiwasraya, Mereka Bilang...

Sebagai informasi, Jiwasraya saat ini menanggung utang hingga Rp49,6 triliun. Padahal, aset yang dimiliki BUMN asuransi ini sekitar Rp25,6 triliun pada kuartal III 2019. Sementara kerugian yang mesti ditanggung sekitar Rp13,74 triliun.

Nah, berikut pembahasan mengenai saham gorengan yang bikin Jiwasraya merugi.

Apa itu saham gorengan?

Saham gorengan ini bisa dikenali dari pergerakan harganya yang tidak menentu. Tiba-tiba saja harganya melesat tinggi lalu beberapa waktu kemudian turun drastis. Buat yang berinvestasi saham pastinya familier dengan saham model seperti ini.

Kalau mau didefinisikan, saham gorengan adalah saham dari emiten yang fundamental keuangannya tidak bagus sama sekali dan pergerakan harganya bisa naik secara tiba-tiba sehingga membuat investor ataupun trader tergiur buat membelinya.

Sekilas kenaikan harga yang tinggi dan secara tiba-tiba ini amat menggiurkan. Namun, di balik itu semua, investor bisa kehilangan banyak uang ketika harga per lembar saham tersebut balik ke harga sebenarnya berdasarkan valuasi.

Itulah kenapa banyak financial expert ataupun financial advisor tidak menyarankan orang-orang buat berinvestasi di saham-saham tersebut, apalagi bagi orang-orang yang baru pertama kali berinvestasi. Nah, apa aja saham-saham gorengan yang dimiliki Jiwasraya?

Saham-saham gorengan koleksi Jiwasraya yang bikin rugi besar

1. Saham Inti Agri Resources, Tbk. (IIKP)

Saham IIKP dimasukkan dalam daftar portofolio investasi Jiwasraya yang alih-alih bikin untung, ternyata malah bikin tekor. Kode saham IIKP merupakan kode dari emiten PT Inti Agri Resources, Tbk.

Perusahaan ini berdiri pada 16 Maret 1999 yang kegiatan usahanya di bidang perikanan, perdagangan, dan perkebunan. PT Inti Agri Resources mulai menawarkan saham perdana alias IPO pada 20 Oktober 2002 dengan harga Rp450 per lembarnya.

Tercatat, saham IIKP sekarang dimiliki PT ASABRI (Persero) sebesar 11,58 persen dari total saham beredar, PT Maxima Agro Industri sebesar 6,30 persen, dan masyarakat sebesar 82,12 persen. Kini harga saham IIKP dalam tiga bulan terakhir berada di angka Rp50 per lembar.

2. Saham SMR Utama, Tbk. (SMRU)

Selanjutnya, ada saham SMRU atau saham dari emiten PT SMR Utama, Tbk. Dari informasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT SMR Utama, Tbk. berdiri pada 11 November 2003 yang menjalankan kegiatan di subsektor pertambangan batu bara (coal mining).

SMR Utama menawarkan saham perdana pada 10 Oktober 2011 dengan harga per lembarnya Rp600. Sampai November, harga sahamnya berada di angka Rp50 per lembar.

Saham SMRU menurut catatan sekarang dimiliki PT Trada Alam Minera, Tbk. (TRAM) sebesar 52,30 persen dari total keseluruhan saham, PT ASABRI (Persero) sebesar 6,61 persen, dan masyarakat sebesar 41,08 persen.

3. Saham Alfa Energi Investama, Tbk. (FIRE)

Lalu, ada saham FIRE yang tercatat dimiliki Jiwasraya. Saham FIRE adalah saham dari emiten PT Alfa Energi Investama, Tbk. Perusahaan ini diketahui berdiri pada 16 Februari 2015 dengan ruang lingkup kegiatan usaha meliputi bidang pertambangan batu bara, perdagangan, dan pengangkutan.

Alfa Energi Investama mulai menawarkan sahamnya kepada publik sejak 9 Juni 2017. Saat itu harga sahamnya per lembar ditawarkan di angka Rp500. Sekarang harga per lembar saham FIRE berada di angka Rp1.200-an.

Saat ini lembaran saham FIRE yang beredar dimiliki Aris Munandar (Direktur Utama) dengan persentase 40,72 persen, PT ASABRI (Persero) sebesar 15,63 persen, masyarakat sebesar 43,65 persen, dan PT Kencana Prima Mulia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: